Pemerintah Rusia resmi memblokir game Roblox di negaranya sejak awal Desember lalu. Keputusan itu diprotes puluhan ribu anak-anak dan remaja Rusia, dan bahkan ada yang mengancam akan meninggalkan negara tersebut.
Dua petinggi pemerintahan Rusia mengakui anak-anak di negara tersebut sangat vokal dalam menyuarakan keluhan mereka tentang pemblokiran Roblox. Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Kremlin menerima banyak surat dari anak-anak terkait larangan tersebut.
Peskov buka suara setelah advokat sensor pro-Kremlin Yekaterina Mizulina mengklaim ia telah menerima 63.000 surat dari anak-anak berusia antara delapan hingga 16 tahun. Setengah dari anak-anak yang mengirimkan surat mengancam akan meninggalkan Rusia karena Roblox diblokir.
"Mereka tidak menulis akan meninggalkan (Rusia), tapi mereka menulis tentang game ini," kata Peskov kepada wartawan, seperti dikutip dari The Moscow Times, Selasa (16/12/2025).
Pada 3 Desember kemarin, regulator media dan telekomunikasi Rusia Roskomnadzor resmi memblokir akses Roblox di negaranya. Game online asal Amerika Serikat itu dituding mendistribusikan materi ekstremis dan mempromosikan propaganda LGBT.
Dalam keterangan persnya, Roskomnadzor mengatakan pemain Roblox yang berusia anak-anak menjadi sasaran pelecehan seksual, dikelabui untuk mengirimkan foto-foto intim, serta dipaksa untuk melakukan tindakan bejat dan kekerasan.
Roskomnadzor juga menuding Roblox penuh dengan konten yang dapat berdampak negatif terhadap perkembangan moral dan spiritual anak-anak.
The Roblox Corporation, perusahaan induk Roblox yang bermarkas di California mengatakan mereka telah memoderasi semua konten menggunakan reviewer manusia dan alat berbasis kecerdasan buatan, termasuk untuk menghapus konten yang eksploitatif.
Roblox merupakan game mobile yang paling banyak diunduh di Rusia pada tahun 2023. Jumlah penggunanya di Rusia tidak diketahui, namun game ini memiliki sekitar 100 juta juta pengguna di seluruh dunia yang 40% di antaranya berusia di bawah 13 tahun.
Roblox menjadi platform milik Barat dengan elemen mirip media sosial kesekian yang diblokir di Rusia. Sebelumnya Negara Tirai Besi sudah memblokir akses Instagram, Facebook, Threads, Twitter/X, LinkedIn, dan lain-lain.
(vmp/vmp)