Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Kebakaran Litium Paling Mengerikan: Terra Drone hingga Pabrik Dunia

Kebakaran Litium Paling Mengerikan: Terra Drone hingga Pabrik Dunia


Adi Fida Rahman - detikInet

Labfor Polri gelar olah TKP di lokasi kebakaran gedung Terra Drone di Jakpus (Kurniawan/detikcom)
Kasus Kebakaran Litium Paling Mengerikan: Terra Drone hingga Pabrik DuniaFoto: Labfor Polri gelar olah TKP di lokasi kebakaran gedung Terra Drone di Jakpus (Kurniawan/detikcom)
Baca rangkuman dari AI
Coba Sekarang
Daftar Isi
Jakarta -

Ledakan baterai litium kembali memicu tragedi besar di Indonesia. Kebakaran gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 9 Desember 2025, menewaskan 22 orang dan menjadi salah satu insiden paling mematikan yang melibatkan baterai litium di tanah air. Namun, kasus ini bukan satu-satunya.

Dalam dua tahun terakhir, sejumlah kebakaran serupa terjadi di berbagai negara, mengguncang industri teknologi, pusat data, hingga manufaktur baterai raksasa dunia. Dan mayoritas disebabkan oleh "thermal runaway", reaksi berantai di mana panas berlebih memicu ledakan dan api yang sulit dipadamkan, bahkan oleh air biasa.

Asapnya juga mengandung gas beracun seperti hydrogen fluoride, yang lebih mematikan daripada kobaran api itu sendiri. Alhasil menyebabkan korban jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tragedi Terra Drone

Pada Selasa pagi (9/12/2025), sebuah baterai litium drone yang sedang diisi daya meledak di lantai satu gedung Terra Drone. Ledakan memicu kobaran api yang menjalar cepat ke lantai-lantai atas, menjebak puluhan pekerja.

Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran DKI Jakarta, Bayu Meghantara, memastikan penyebab awal adalah ledakan baterai litium.

"Ini bukan korsleting biasa, tapi thermal runaway yang ganas," ujarnya dikutip detiknews.

Sebanyak 22 orang tewas, termasuk seorang ibu hamil, sebagian besar akibat menghirup asap pekat yang mengandung partikel beracun. Sebanyak 15 orang lainnya selamat dengan luka ringan. Para praktisi drone menyoroti lemahnya protokol penyimpanan baterai di perusahaan, yang seharusnya ditempatkan di area terisolasi dan tahan api.

Rentetan Insiden Litium di Dunia: Kerugian Miliaran, Evakuasi Massal

1. Pabrik Baterai Raksasa, California, AS (Januari 2025)

Kebakaran besar menghancurkan gudang penyimpanan baterai litium terbesar di dunia pada 16 Januari 2025. Ribuan unit baterai meledak beruntun, memicu evakuasi ribuan warga dan kerugian miliaran dolar. Investigasi menemukan adanya overcharge selama proses pengujian produksi.

2. Ledakan Pusat Data, Seoul, Korea Selatan (September 2025)

Sebanyak 400 paket baterai cadangan UPS meledak di sebuah pusat data pada 27 September 2025. Api dengan cepat merambat ke seluruh server, menyebabkan pemadaman listrik regional. Penyebabnya: panas berlebih dari rak server yang memicu kegagalan sel baterai.

3. Pabrik Sel Litium, Taiwan (Juli 2025)

Pabrik Molie Quantum Energy di Distrik Siaogang terbakar hebat pada 14 Juli 2025. 46 truk pemadam dikerahkan, namun api sulit dikendalikan karena reaksi kimia baterai terus berulang. Investigasi menemukan adanya kontaminasi material yang memicu thermal runaway berantai.
Sebanyak 15 pekerja terluka.

4. Kebakaran di Pesawat Air China (Oktober 2025)

Baterai litium di bagasi kabin tiba-tiba terbakar saat pesawat mengudara. Awak kabin berhasil mengendalikan api, namun pesawat harus mendarat darurat. Insiden ini mempertegas risiko membawa power bank tidak tersertifikasi ke dalam kabin pesawat.

Kasus serupa juga terjadi pada Air Busan (Maret 2025), saat power bank rusak meledak di kabin dan mengeluarkan asap tebal.

5. Pabrik Baterai Litium, Korea Selatan (Juni 2024)

Tragedi paling mematikan sebelum Terra Drone. Ledakan beruntun mengguncang pabrik baterai di Asan pada 24 Juni 2024, menewaskan 22 pekerja. Api menyebar cepat ke ruang produksi dan gudang, memperlihatkan minimnya sistem pemadam khusus untuk kebakaran litium.




(afr/afr)