Elon Musk Punya Rp 7.800 T Tapi Hidup Seperti Orang Miskin
Hide Ads

Elon Musk Punya Rp 7.800 T Tapi Hidup Seperti Orang Miskin

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 17 Nov 2025 19:00 WIB
Apa yang Halangi Elon Musk Jadi Triliuner Pertama di Dunia?
Foto: DW (News)
Jakarta -

Bos Tesla, Elon Musk, adalah orang terkaya di dunia selama beberapa tahun terakhir. Menurut Forbes, saat ini hartanya tembus USD 467 miliar atau di kisaran Rp 7.800 triliun.

Meski begitu, Musk bersikeras menjalani gaya hidup yang jauh dari kesan glamor. Ia mengatakan tinggal di sebuah rumah di Texas senilai USD 50.000.

Mantan pasangannya, Grimes menyebut ia tidak hidup dengan kemewahan berlebihan. "Bro tak hidup seperti miliarder. Kadang dia hidup di bawah garis kemiskinan," ujarnya. Pernah suatu ketika, Musk menolak membeli kasur baru, padahal sudah berlubang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah mewah yang dijual

Musk dulunya memiliki portofolio properti mengesankan. Wall Street Journal melaporkan pada 2019 bahwa ia menghabiskan USD 100 juta untuk membeli tujuh rumah dalam kurun waktu sekitar tujuh tahun, sebagian besar di lingkungan elite Bel-Air, California.

ADVERTISEMENT

Namun pada 2020, Musk berubah pikiran, bahwa ia akan menjual hampir semua harta fisik dan takkan memiliki rumah. "Aku mendedikasikan diri pada Mars dan Bumi. Kepemilikan hanya akan membebanimu," tulisnya.

Pada 2021, Musk mencuit rumah utamanya adalah rumah prefabrikasi sederhana yang ia beli sekitar USD 50.000 di selatan Texas, tempat SpaceX beroperasi. "Rasanya cukup keren," ujar Musk tentang hunian sederhananya itu.

Tahun berikutnya, Musk mengklaim sama sekali tidak punya rumah. "Aku benar-benar tinggal di rumah teman. Kalau aku bepergian ke Bay Area, tempat sebagian besar rekayasa Tesla berada, aku biasanya bergiliran menumpang di kamar cadangan teman," klaimnya.

Pada 2015, CEO Google saat itu, Larry Page, mengatakan Musk seperti tunawisma. "Ia akan mengirim email dan berkata, Aku tidak tahu mau tidur di mana malam ini. Bisakah aku mampir?'"

Mobil-mobil mewah

Dikutip detikINET dari BBC, meski Musk tidak menghamburkan uang untuk properti, urusan mobil lain cerita. Ia memiliki koleksi kendaraan yang besar, unik, dan dalam beberapa kasus sangat luar biasa.

Ada Ford Model T yang dikenal sebagai kendaraan terjangkau pertama yang merevolusi industri otomotif. Ada Jaguar E-Type Roadster tahun 1967, McLaren F1 tahun 1997, yang pernah ia tabrakkan dan diperbaiki sebelum akhirnya dijual, dan Tesla Roadster, model Tesla pertama yang dijual dan terkenal karena diluncurkan ke angkasa di 2018.

Paling unik adalah Lotus Esprit tahun 1976 yang dikendarai James Bond dalam film The Spy Who Loved Me (1977). Dalam film tersebut, mobil itu bisa berubah jadi kapal selam. Musk membelinya dalam lelang di 2013 hampir senilai USD 1 juta dengan tujuan mengembalikan kemampuan transformasinya seperti dalam film.

Terbang dengan jet pribadi

Musk mengakui pesawat adalah hal lain yang ia rela habiskan uangnya untuk mendukung dedikasinya pada pekerjaan. "Kalau tidak menggunakan pesawat, aku punya lebih sedikit waktu untuk bekerja," katanya dalam wawancara TED 2022.

Di antara jet pribadi dalam koleksinya terdapat sejumlah model Gulfstream, masing-masing bernilai puluhan juta dolar. Ia menggunakannya untuk bepergian antar lokasi SpaceX dan Tesla di AS, serta perjalanan internasional.

Filantropi yang tidak biasa?

Musk menyumbang miliaran dolar dalam bentuk saham kepada badan amal dan menjanjikan banyak juta dolar ke berbagai tujuan. Namun New York Times tahun lalu menyebutnya acak dan sebagian besar menguntungkan diri sendiri, membuatnya memenuhi syarat untuk potongan pajak besar dan membantu bisnis-bisnisnya.

Yayasan amalnya adalah Musk Foundation. Namun New York Times melaporkan yayasan tersebut gagal memenuhi jumlah sumbangan minimum yang diwajibkan tiga tahun berturut-turut. Banyak donasi diberikan ke organisasi yang berkaitan dengan Musk.

Bagi Musk, keberadaan bisnis-bisnisnya sendiri sudah merupakan kegiatan filantropi: "Jika filantropi berarti cinta terhadap umat manusia, maka mereka adalah filantropi," tegasnya.

Tesla, katanya, mempercepat energi berkelanjutan. Sementara SpaceX berusaha memastikan kelangsungan hidup jangka panjang umat manusia dan Neuralink berusaha membantu mengatasi cedera otak dan risiko eksistensial dari AI.




(fyk/rns)
Berita Terkait