Kapal Induk Canggih Fujian Melenggang, Militer China Kian Garang
Hide Ads

Kapal Induk Canggih Fujian Melenggang, Militer China Kian Garang

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 09 Nov 2025 11:00 WIB
Kapal induk China Fujian
Kapal induk Fujian. Foto: CGTN
Jakarta -

China meresmikan kapal induk pertama yang sepenuhnya dirancang dan dibuat di dalam negeri, Fujian, dalam upacara yang dihadiri oleh Presiden Xi Jinping di Pulau Hainan. Peresmian ini menandai langkah besar Beijing membangun militer kelas dunia yang mampu menantang dominasi angkatan laut AS.

Fujian adalah kapal induk ketiga China sekaligus yang pertama dibangun sepenuhnya dari nol. "Kapal induk adalah kunci dari visi kepemimpinan China untuk jadi kekuatan besar dengan blue water navy," ujar Greg Poling, Direktur CSIS, merujuk kemampuan memproyeksikan kekuatan jauh di luar perairannya.

Fujian tak menggunakan teknologi ketapel uap seperti kebanyakan kapal induk AS, melainkan sistem peluncur elektromagnetik (EMALS) yang sejauh ini hanya digunakan kapal induk kelas Ford milik AL AS. Sistem ini menimbulkan tekanan lebih kecil pada pesawat dan kapal, memberikan kontrol kecepatan lebih presisi, dan memungkinkan peluncuran berbagai jenis pesawat dibanding sistem uap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan dua kapal induk pertama China yang masih memakai landasan 'ski-jump', Fujian mampu meluncurkan pesawat lebih berat dengan bahan bakar penuh, termasuk KJ-600, pesawat peringatan dini dan kendali udara.

ADVERTISEMENT

Kapal ini juga telah meluncurkan pesawat siluman J-35 dan jet tempur berat J-15T, memberikannya kemampuan operasi penuh di dek. Kemampuan membawa pesawat pengintai membuat Fujian dapat beroperasi jauh di luar jangkauan dukungan berbasis darat.

"Kapal induk Fujian merupakan lompatan besar bagi China dari segi kemampuan dibanding dua kapal induk sebelumnya," kata Brian Hart, wakil direktur China Power Project di CSIS yang dikutip detikINET dari Euro News.

China saat ini memiliki tiga kapal induk, jauh di bawah 11 kapal induk milik Angkatan Laut AS. Semua kapal induk China menggunakan tenaga konvensional, sementara kapal induk Amerika bertenaga nuklir, yang memungkinkan mereka beroperasi hampir tanpa batas waktu.

Di Eropa, ada empat kapal induk yang beroperasi yaitu Charles de Gaulle milik Prancis (satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir di luar AS), serta dua kapal kelas Queen Elizabeth milik Inggris yaitu HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales.

Italia memiliki dua kapal induk ringan, Cavour dan Trieste, sementara Spanyol mengoperasikan kapal serbu amfibi Juan Carlos I yang mampu meluncurkan jet F-35B.

Prancis juga sedang mengembangkan kapal induk PA-NG (Porte-Avions de Nouvelle Generation) dengan bobot 78.000 ton yang akan menjadi kapal perang terbesar di Eropa saat diresmikan sekitar tahun 2038, dilengkapi sistem peluncur elektromagnetik setara dengan kapal kelas Ford AS.

Bukti-bukti menunjukkan bahwa China sedang membangun kapal induk tambahan. "Secara keseluruhan, China terus mempersempit ketertinggalan. Mereka memproduksi lebih banyak kapal induk, kapal selam nuklir, kapal perusak besar, dan berbagai kapal dengan kapasitas peluncuran rudal yang lebih banyak," cetus Hart.

Namun analis di Singapura, Tang Meng Kit, memperingatkan bahwa peralatan canggih tidak otomatis berarti kesiapan tempur yang tinggi. Ia menyoroti bahwa China belum pernah berperang sejak 1979.

"Kemungkinan besar kemampuan China dilebih-lebihkan, karena kesiapan operasional di dunia nyata masih tertinggal dari arsenal yang mereka pamerkan," ujarnya.




(fyk/fyk)
Berita Terkait