Populasi Turun, Pabrik China Beralih ke Pekerja Robot
Hide Ads

Populasi Turun, Pabrik China Beralih ke Pekerja Robot

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 08 Okt 2025 10:54 WIB
China sedang gencar mengembangkan mobil listrik. Bahkan dalam perakitannya menggunakan robot canggih. Yuk lihat proses perakitannya.
Foto: China News Service via Getty Ima/China News Service
Jakarta -

Populasi penduduk China terus turun dalam beberapa tahun terakhir. Menghadapi ancaman kekurangan tenaga kerja di tengah demografi penduduk yang semakin menua, pabrik-pabrik di China beralih ke pekerja robot.

Menurut World Robotics Report edisi tahun 2025 yang dirilis International Federation of Robotics (IFR), pabrik-pabrik di China memasang 295.000 robot industri baru sepanjang tahun 2024.

Populasi penduduk China sudah menyusut sejak tahun 2022, dengan penurunan sebesar 1,39 juta tahun lalu atau sekitar 0,1%. Namun, pabrik-pabrik di China kini mempekerjakan lebih dari 2 juta robot industri aktif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Robot-robot tersebut melalukan berbagai tugas seperti mengelas rangka mobil, merakit perangkat elektronik, dan memindahkan barang berat dengan presisi sambil mengisi kesenjangan tenaga kerja yang disebabkan oleh pergeseran demografi.

ADVERTISEMENT

"Ini tren yang tidak terelakkan di mana tugas-tugas yang lebih sederhana dan berulang akan dilakukan robot di masa depan, meskipun tugas yang kreatif dan rumit masih membutuhkan kecerdasan manusia," kata Profesor Gao Xudong dari Fakultas Ekonomi Management Tsinghua University, seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (7/10/2025).

"Meskipun populasi secara keseluruhan menyusut, dengan peningkatan pendidikan tenaga kerja dan meluasnya penggunaan robot, industri manufaktur China tidak memiliki masalah dalam mempertahankan dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya," imbuhnya.

Laporan IFR mengungkap China merupakan negara nomor satu dengan instalasi robot industri terbanyak tahun lalu, dengan 295.000 unit. Jepang mengekor di peringkat dua dengan 44.500 unit, diikuti Amerika Serikat dengan 34.200 unit. Total instalasi robot global naik 9% menjadi 4,664 juta pada tahun 2024.

Meski sudah mengerahkan jutaan robot pekerja, Gao mengatakan China tetap membutuhkan banyak pekerja manusia berketerampilan tinggi untuk mendukung industri manufaktur dan intelijen, termasuk teknisi perawatan robot.

Pada tahun 2030, China diproyeksikan akan menghadapi kekurangan 50 juta pekerja berketerampilan tinggi, menurut laporan yang dirilis Pusat Informasi Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial China pada April lalu.




(vmp/vmp)
Berita Terkait