China Kembangkan Data Center Bawah Laut untuk AI
Hide Ads

China Kembangkan Data Center Bawah Laut untuk AI

Anggoro Suryo - detikInet
Jumat, 03 Okt 2025 18:15 WIB
Data Center Microsoft
Ilustrasi data center bawah laut. Foto: Microsoft
Jakarta -

Sebuah perusahaan teknologi maritim di China, Highlander, tengah mengembangkan pusat data bawah laut yang akan diselamkan di lepas pantai Shanghai.

Inisiatif ini bertujuan mengurangi konsumsi energi untuk pendinginan, yang menjadi salah satu tantangan terbesar pusat data di era AI, demikian dikutip detikINET dari South China Morning Post, Jumat (3/10/2025).

Kapsul server yang tengah dikerjakan di galangan kapal di Nantong akan menjadi salah satu uji coba komersial pertama dari jenisnya di dunia. Proyek ini tengah memasuki tahap penyelesaian fisik sebelum diselamkan sekitar pertengahan Oktober.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu keuntungan utama dari pusat data bawah laut adalah pendinginan pasif: arus laut menjaga suhu pod tetap rendah tanpa perlu kipas besar atau sistem pendingin air yang boros energi. Highlander menyebut bahwa fasilitas semacam ini dapat menghemat hingga 90 persen energi untuk pendinginan dibanding pusat data konvensional di darat.

ADVERTISEMENT

Menurut Yang Ye, VP dari Highlander, operasi bawah laut memiliki keunggulan utama yang sulit ditandingi.

"Fasilitas bawah laut bisa menghemat hampir 90% konsumsi energi untuk pendinginan," tambahnya.

Sebenarnya, konsep pusat data di lautan bukanlah hal baru. Microsoft pernah mengujinya di lepas pantai Skotlandia pada 2018, namun proyek Highlander menjadi salah satu upaya komersialisasi pusat data bawah laut paling nyata hingga saat ini.

Meskipun menjanjikan dari sisi efisiensi, teknologi ini masih menghadapi pertanyaan seputar dampak lingkungan dan kelayakan komersial. Tekanan air, korosi air laut, perawatan bawah permukaan, serta koneksi optik laut dalam menjadi kendala teknis yang harus diatasi.

Selain itu, meskipun pendinginan pasif dapat memotong konsumsi listrik, tetap ada kebutuhan untuk pasokan listrik ke server, manajemen trafik data, dan keamanan fisik yang kompleks di lingkungan bawah laut.




(asj/asj)
Berita Terkait