Meta mengumumkan perubahan besar pada kebijakan privasinya, dan banyak pengguna kemungkinan tidak akan senang mendengarnya.
Mulai 16 Desember, semua interaksi Anda dengan fitur AI buatan Meta--baik dalam bentuk teks maupun suara--akan digunakan untuk mempersonalisasi konten dan iklan di Facebook, Instagram, dan platform lain yang mereka miliki, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Kamis (2/10/2025).
Meta menjelaskan bahwa percakapan dengan Meta AI akan membantu mereka menampilkan rekomendasi yang dianggap lebih relevan. Misalnya, jika Anda berbicara tentang hobi mendaki gunung, Anda bisa mulai melihat rekomendasi grup pendakian, unggahan teman soal jalur hiking, atau iklan perlengkapan outdoor.
"Setelah tanggal 16 Desember, interaksi Anda dengan AI akan menjadi salah satu sinyal rekomendasi konten dan iklan, melengkapi sumber tradisional seperti posting yang Anda sukai, akun yang Anda ikuti, dan aktivitas di platform," tulis Meta dalam pernyataannya.
Kebijakan baru ini mencakup seluruh ekosistem Meta, termasuk WhatsApp yang juga menjalankan fitur berbasis Meta AI. Notifikasi resminya akan dikirimkan mulai 7 Oktober, dan yang mungkin mengecewakan sebagian pengguna: tidak ada opsi untuk keluar dari kebijakan ini. Pengguna hanya bisa mengatur jenis iklan dan konten yang ingin mereka lihat, seperti yang sudah berlaku selama ini.
Ada pengecualian terbatas terkait privasi. Meta menyatakan bahwa topik sensitif seperti pandangan politik, agama, kesehatan, orientasi seksual, etnis, keanggotaan serikat pekerja, atau keyakinan filosofis tidak akan dipakai untuk menampilkan iklan. Namun, di luar itu, hampir semua topik percakapan bisa dijadikan bahan personalisasi.
Perubahan ini berdampak sangat luas, terutama karena Meta mengklaim lebih dari satu miliar orang menggunakan Meta AI setiap bulan. Artinya sekitar satu dari delapan penduduk dunia akan terpengaruh oleh kebijakan baru ini.
Simak Video "Video: AI Bakal Tahu Kalau Kamu Bohong soal Usia di Internet"
(asj/asj)