Ini Bukti Nyata AI Bikin Gen Z Sulit Cari Kerja

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 28 Agu 2025 13:45 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/vittaya25
Jakarta -

Mencoba memasuki dunia kerja cukup menakutkan dan munculnya AI makin menambah horor bagi pekerja muda. Dalam studi di Amerika Serikat oleh Stanford University, terkuak bahwa pekerja awal karier berusia 22 hingga 25 tahun atau Gen Z, menghadapi penurunan 13% lowongan pekerjaan yang paling terpapar AI, seperti pengodean dan layanan pelanggan.

Dengan kata lain, seperti dikutip detikINET dari Mashable, kaum muda atau Gen Z yang bekerja di bidang yang sangat terdampak oleh AI, mengalami kesulitan yang jauh lebih besar dalam mencari pekerjaan.

Kekhawatiran tentang gangguan tenaga kerja karena AI terus menguat sejak peluncuran ChatGPT OpenAI tahun 2022. Analisis yang dilakukan peneliti Stanford Digital Economy Lab ini, oleh Erik Brynjolfsson, Ruyu Chen dan Bharat Chanda, merupakan salah satu upaya paling komprehensif untuk mengukur dampaknya dengan data.

Para ekonom mempelajari tren ketenagakerjaan dari akhir 2022 hingga Juli 2025. "Yang langsung terlihat saat kami melakukan analisis adalah perbedaan besar berdasarkan kelompok usia. Hasilnya cukup mencengangkan," ujar Chandar.

Peneliti menemukan penurunan tajam dalam profesi yang terpapar AI pada pekerja muda. Misalnya, lapangan kerja pengembang software di awal karier turun hampir 20% dari puncaknya di akhir tahun 2022. Penurunan serupa terjadi di seluruh pekerjaan komputer dan petugas layanan lainnya. Pekerjaan yang kurang terpapar AI, seperti asisten perawat, tetap stabil atau bahkan meningkat.

Nah, pekerja yang lebih berpengalaman, justru mengalami peningkatan lapangan kerja di bidang yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Para peneliti berpendapat bahwa keterampilan yang diperoleh selama bertahun-tahun menjadi aset karyawan yang lebih tua.

Studi ini juga menemukan bahwa hilangnya pekerjaan terkonsentrasi pada peran di mana AI dapat sepenuhnya mengotomatiskan tugas dengan sedikit masukan manusia. Di bidang-bidang di mana AI melengkapi pekerjaan dengan membantu karyawan belajar, meninjau, atau meningkatkan diri, lapangan kerja justru meningkat.

"Dalam pekerjaan-pekerjaan di mana AI paling augmentatif, kami tidak melihat penurunan lapangan kerja dan faktanya, kami melihat pertumbuhan lowongan, bahkan untuk pekerja muda," kata Chandar.

Laporan ini bertepatan dengan pergeseran dalam pendidikan tinggi dari bidang-bidang yang terpapar AI. Pendaftaran di jurusan Ilmu Komputer, yang meningkat empat kali lipat di AS antara 2005 dan 2023, hanya tumbuh 0,2% tahun ini. Ilmu Komputer dianggap salah satu juruan yang paling terimbas AI.

Jika sejarah jadi acuan, gangguan-gangguan ini akhirnya mungkin akan stabil. Pergeseran teknologi di masa lalu awalnya menggantikan pekerja tapi lalu menciptakan jenis-jenis pekerjaan baru. "Secara historis, seiring pekerjaan digantikan teknologi baru, ada pekerjaan baru yang tercipta," kata Chandar.



Simak Video "Video: Ubah Foto Jadi Gaya Animasi AI Ternyata Ada Bahayanya Lho!"

(fyk/fyk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork