Begini Cara OpenAI Jaga Keamanan Konten AI di Indonesia
Hide Ads

Begini Cara OpenAI Jaga Keamanan Konten AI di Indonesia

Adi Fida Rahman - detikInet
Selasa, 12 Agu 2025 21:40 WIB
Begini Cara OpenAI Jaga Keamanan Konten AI di Indonesia
Begini Cara OpenAI Jaga Keamanan Konten AI di Indonesia Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Jakarta -

OpenAI memaparkan pendekatan baru dalam menjaga keamanan dan moderasi konten kecerdasan buatan (AI) yang mereka kembangkan, termasuk untuk negara-negara seperti Indonesia yang memiliki regulasi digital dan norma sosial berbeda dari negara Barat.

CEO OpenAI, Sam Altman, menegaskan bahwa pihaknya akan menyesuaikan operasional AI sesuai hukum yang berlaku di masing-masing negara, namun tetap berupaya agar teknologi ini bisa berkembang pesat.

"Saya pikir berbagai negara akan mencoba pendekatan yang berbeda-beda terhadap regulasi AI, tetapi satu hal yang cukup konsisten kami dengar dari para pemimpin di seluruh dunia adalah bahwa semua orang ingin memastikan bahwa AI berkembang pesat di negara mereka, dan pertumbuhan ekonomi serta manfaat sosialnya pun akan terwujud. Tentu saja kami akan menghormati hukum di berbagai negara, tetapi kami perlu mencari cara agar AI juga berhasil di negara tersebut," kata Altman saat media briefing belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dari Penolakan ke Pendekatan "Safe-Completion"

Dalam situs resminya, OpenAI menjelaskan bahwa sejak peluncuran GPT-5, mereka memperkenalkan metode pelatihan baru bernama safe-completion. Pendekatan ini bertujuan untuk memaksimalkan kegunaan model AI sambil tetap berada dalam batas keamanan yang ketat.

Metode ini menggantikan pendekatan lama berbasis penolakan (refusal-based training) yang bersifat biner - AI hanya punya dua opsi: menjawab penuh atau menolak total. Sistem lama efektif untuk permintaan yang jelas-jelas berbahaya, tetapi kurang luwes untuk pertanyaan "dual-use" - yaitu permintaan yang bisa digunakan untuk tujuan baik atau buruk, tergantung niat pengguna.

Contohnya, jika seseorang bertanya soal energi minimum untuk menyalakan kembang api, permintaan ini bisa bermakna positif (misalnya persiapan acara resmi) atau negatif (misalnya untuk membuat bahan peledak ilegal).

Pada GPT-5, safe-completion melatih model untuk tetap memberikan jawaban yang aman dan bermanfaat, meski tidak membeberkan detail teknis berisiko. Misalnya, model dapat menjelaskan prinsip umum atau merujuk ke panduan resmi, tanpa memberikan instruksi langsung yang berpotensi disalahgunakan.

Multi-Layer Safety System

GPT-5 GPT-5 Foto: Businesstoday

Keamanan GPT-5 tak hanya bergantung pada safe-completion. OpenAI menerapkan sistem berlapis yang mencakup analisis input, pembentukan perilaku model, penyaringan konten, hingga pemeriksaan akhir (post-processing).

Setiap respons AI dievaluasi dengan dua parameter utama:

  1. Batasan Keamanan - Memberikan penalti pada respons yang melanggar kebijakan keselamatan, dengan bobot berbeda sesuai tingkat pelanggaran.
  2. Maksimalisasi Kegunaan - Memberikan reward pada respons aman yang tetap membantu, baik secara langsung atau melalui penolakan informatif dengan alternatif aman.

Lebih Aman dan Tetap Membantu

Hasil pengujian internal OpenAI menunjukkan GPT-5 lebih unggul dibanding model sebelumnya (OpenAI o3) dalam menghadapi pertanyaan dual-use. Model baru ini mampu menjaga tingkat keamanan lebih tinggi sambil tetap memberikan informasi yang berguna.

Bahkan ketika GPT-5 melakukan kesalahan, tingkat keparahan keluaran yang tidak aman lebih rendah dibanding model lama. Dengan kata lain, risiko dampak negatifnya berkurang.

Pendekatan ini relevan bagi negara seperti Indonesia, yang memiliki sensitivitas tertentu terhadap isu keamanan siber, konten berbahaya, hingga norma sosial dan agama. AI perlu menyesuaikan responsnya tidak hanya berdasarkan hukum internasional, tetapi juga regulasi nasional dan nilai lokal.

Dengan strategi safe-completion, OpenAI berharap AI dapat tetap beroperasi secara aman di berbagai konteks hukum dan budaya, sekaligus membantu masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Penggunaan ChatGPT Melesat, OpenAI Sentuh Pendapatan Rp 162,7 T"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr)
Berita Terkait