DeepSeek Dituding Berbagi Data Pengguna dengan TikTok
Hide Ads

DeepSeek Dituding Berbagi Data Pengguna dengan TikTok

Josina - detikInet
Jumat, 21 Feb 2025 08:49 WIB
28 January 2025, Brandenburg, Sieversdorf: The app from Chinese AI start-up DeepSeek (r) and the app from ChatGPT can be seen on a smartphone. The Chinese start-up DeepSeek has triggered a stock market quake with the prospect of cheaper development of artificial intelligence. Photo: Patrick Pleul/dpa (Photo by Patrick Pleul/picture alliance via Getty Images)
Foto: Patrick Pleul/dpa/picture alliance via Getty Images
Jakarta -

DeepSeek, sebuah startup AI asal China, meluncurkan aplikasinya pada Januari 2025. Beberapa minggu kemudian, aplikasi ini berhasil menduduki peringkat pertama dalam unduhan aplikasi gratis di App Store Apple, melampaui ChatGPT.

Kedatangannya juga meruntuhkan saham-saham pembuat chip AI besar seperti Nvidia dan perusahaan teknologi lainnya seperti Microsoft.

Sejak saat itu, DeepSeek dikelilingi oleh kontroversi terkait kebijakan penanganan datanya. Sekarang, regulator perlindungan data Korea Selatan menuduh DeepSeek berbagi data pengguna dengan ByteDance.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan Komisi Perlindungan Informasi Pribadi (PIPC), otoritas perlindungan data nasional Korea Selatan, belum lama ini mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan sementara pengunduhan baru aplikasi DeepSeek karena kekhawatiran terkait praktik pengumpulan dan pembagian datanya.

Dilansir detikINET dari Android Headlines, Jumat (21/2/2025), regulator tersebut mengatakan bahwa chatbot AI DeepSeek membagikan data dari para pengguna di Korea Selatan kepada ByteDance, pemilik layanan berbagi video pendek populer TikTok.

ADVERTISEMENT

Regulator belum mengonfirmasi data mana yang diterima ByteDance dan sejauh mana. Perlu disebutkan bahwa ini adalah pertama kalinya regulator Korea Selatan mengonfirmasi potensi kebocoran data pengguna oleh DeepSeek ke pihak ketiga.

Sebagai bagian dari hukum Korea Selatan, sebuah aplikasi harus mendapatkan persetujuan eksplisit dari pengguna jika ingin membagikan informasi pribadi mereka kepada pihak ketiga.

Menurut media Korea Selatan, DeepSeek telah menugaskan seorang perwakilan di negara tersebut. Perusahaan rintisan ini telah mengakui kekurangan dalam mempertimbangkan undang-undang perlindungan lokal sementara juga menyatakan bahwa mereka akan secara aktif bekerja sama dengan regulator Korea Selatan.

Perlu ditambahkan bahwa Korea Selatan mungkin merupakan negara pertama yang secara resmi menuduh DeepSeek membagikan data pengguna secara ilegal dengan pemilik TikTok yang kontroversial. Namun, Korea Selatan bukan satu-satunya negara yang memiliki masalah terkait privasi data.

Italia, Prancis, Jerman, Amerika Serikat, Taiwan, Australia, dan Korea Selatan, telah menyatakan keprihatinan mereka terkait DeepSeek AI. Server perusahaan yang berada di China adalah masalah terbesar bagi pihak berwenang.

Hukum di China mengizinkan pemerintah untuk meminta data dari perusahaan dari server yang berlokasi di negara tersebut. Kita harus menunggu dan melihat apa yang akan terjadi di masa depan untuk startup AI China.




(jsn/rns)