Presiden Prabowo Subianto berencana untuk meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, atau yang lebih dikenal dengan nama Danantara pada 24 Februari. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi dana kekayaan negara yang akan mengelola aset-aset berharga Indonesia untuk investasi dalam proyek-proyek berkelanjutan, termasuk energi terbarukan, manufaktur canggih, dan produksi pangan.
Danantara dirancang untuk menggabungkan dan mengoptimalkan aset-aset BUMN yang besar, seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, Telkom, dan MIND ID, dengan total aset pengelolaan diperkirakan melebihi USD 900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun.
Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui investasi yang berkelanjutan dan strategis, menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi yang kuat di Asia Tenggara. Namun, sejak pengumuman ini, Danantara telah menjadi topik panas di media sosial, memancing berbagai reaksi pro dan kontra dari warganet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pro
"Danantara bagus tapi ada beberapa hal yg bikin ga sreg di luar non audit-able, salah satunya menggunakan uang negara dg jumlah masif- bukan modal dr BUMN yg di bawah holding. Dan steering committee nya tidak melibatkan kemenkeu selaku pengelola duit pajak yg diinjek ke danantara," ujar @symbian_000.
"DANANTARA ini programnya Sumitro, bapaknya Prabowo. Sekitar 1-5% laba BUMN dikelola oleh DANANTARA, terinspirasi dari model Deng Xiaoping, yang berhasil membangun Tiongkok menjadi seperti sekarang," kata @hnirankara.
"Danantara ini mungkin terinspirasi dari Temasek Holdings di Singapura. It's okay asalkan transparansi jelas mulai dari laporan tahunan, audit, serta STRUKTUR TATA KELOLA INDEPENDEN mirip Bank Indonesia (tidak ada intervensi langsung dari pemerintah), dan itu harus ada UU nya," ujar @heyrazni.
Kontra
"Masalahnya bukan cuma pengelolanya yg bukan ahli dibidangnya, tapi sitemnya tidak diawasi KPK dan BPK padahal dana yg digunakan hasil efisiensi APBN, dua lembaga tersebut tidak punya kewenangan sama sekali untuk mengawasi makanya danantara kebal hukum," ungkap @blairwalxdorf.
"Danantara itu alangkah baiknya modalnya diambilkan dari duit sitaan para maling kelas kakap dulu. Seadanya saja dapetnya berapa. Sekalian uji coba para pejabatnya, bonafit apa tidak. Kalau profit baru pakai duit negara beneran. Mosok negara mikirnya kalah sama pialang...," ujar @TheCurut007.
"Yang jadi problem itu ya karena emang duit besar dan auditnya dipertanyakan, okelah ga pake uang nasabah langsung tapi pake dividen bumn dan banknya, kalo rugi juga parah karena tadinya bisa masuk APBN sekarang duitnya sebagian "diputer" dulu?" kata @nvsblekn19ht.
(afr/afr)