DeepSeek AI Usik Dominasi AS, Trump Ungkap Ini Sebagai Peringatan
Hide Ads

DeepSeek AI Usik Dominasi AS, Trump Ungkap Ini Sebagai Peringatan

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 28 Jan 2025 17:15 WIB
WASHINGTON, DC - JANUARY 23: U.S. President Donald Trump speaks to reporters after signing a series of executive orders in the Oval Office of the White House on January 23, 2025 in Washington, DC. Trump signed a range of executive orders pertaining to issues including crypto currency, Artificial Intelligence, and clemency for anti-abortion activists.   Anna Moneymaker/Getty Images/AFP (Photo by Anna Moneymaker / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Presiden AS Donald Trump soal kehadiran DeepSeek AI. Foto: Getty Images via AFP/ANNA MONEYMAKER
Jakarta -

Kehadiran DeepSeek AI asal China yang murah meriah dibandingkan Nvidia membuat saham perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) ini anjlok. Presiden AS Donald Trump pun turut berkomentar dan menyebutkan kemunculan DeepSeek AI sebagai peringatan.

Trump mengungkapkan kemunculan DeepSeek merupakan peringatan bagi perusahaan teknologi AS dalam persaingan global untuk mendominasi teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Saham Nvidia, produsen chip komputer paling terdampak oleh DeepSeek, yakni turun 13,60% menjelang pembukaan pasar. Perusahaan chip yang berbasis di Belanda ASML dan ASM International anjlok masing-masing 10,32% dan 14,32% dalam perdagangan Eropa. Sementara di Asia, saham terkait chip Jepang secara umum lebih rendah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peluncuran DeepSeek, AI dari perusahaan Tiongkok, seharusnya menjadi peringatan bagi industri kita bahwa kita perlu berfokus penuh dalam bersaing untuk menang," kata Trump dilansir dari The Guardian, Selasa (28/1/2025).

Ia menunjuk pada kemampuan DeepSeek yang tampaknya memberikan kinerja yang sama dengan model AI yang ada saat ini akan tetapi dengan sumber daya yang jauh lebih sedikit, sehingga mengancam dominasi ledakan AI yang dipimpin AS selama ini.

ADVERTISEMENT

"Itu bagus karena Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang," kata Trump. "Saya melihatnya sebagai hal yang positif, sebagai aset," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, perusahaan rintisan asal China, DeepSeek, baru saja meluncurkan model R1, model bahasa besar atau large language model (LLM) baru. Model AI ini mampu melakukan "penalaran" mirip dengan model terbaik dari OpenAI saat ini, yaitu o1. Model semacam itu hanya perlu beberapa detik atau menit untuk menjawab pertanyaan sulit dan memecahkan masalah kompleks.

Tak cuma itu, DeepSeek-R1 juga memperoleh skor sama tinggi atau lebih tinggi dari o1 dari berbagai pihak ketiga, yang menggelar tes untuk mengukur kinerja AI dalam menjawab pertanyaan tentang berbagai subjek.

Lebih mengejutkan lagi, DeepSeek-R1 dilaporkan dilatih dengan biaya jauh lebih murah (dilaporkan sekitar USD 5 juta), dengan unit pemrosesan grafis atau GPU yang jauh lebih sedikit. Itu terkait pembatasan ekspor teknologi yang diberlakukan AS ke China.

Tak seperti o1 yang hanya tersedia untuk pelanggan ChatGPT berbayar dari tingkat Plus (USD 20 per bulan) dan tingkat lebih mahal, DeepSeek-R1 dirilis sebagai model sumber terbuka gratis sepenuhnya. Maka model ini cepat meroket naik ke peringkat model AI yang paling banyak diunduh.

Hal paling mengesankan, DeepSeek memiliki situs web dan aplikasi gratis dengan antarmuka chatbot R1 yang sangat mirip dengan ChatGPT OpenAI. Semua keunggulan itu dan biaya pengembangannya yang murah, membuat raksasa teknologi AS yang berpusat di Silicon Valley kaget dan panik.




(agt/agt)