5 Jenis Sistem Interlocking Kereta dan Manfaatnya, Bisa Cegah Adu Banteng
Hide Ads

5 Jenis Sistem Interlocking Kereta dan Manfaatnya, Bisa Cegah Adu Banteng

Fathia Ariana Salima - detikInet
Senin, 27 Mei 2024 19:30 WIB
Ilustrasi kereta api
Kereta api yang menggunakan sistemm interlocking. Foto: Kereta di Gambir (Sastri/detikTravel)
Jakarta -

Istilah sistem interlocking mungkin terdengar asing bagi masyarakat awam. Secara garis besar, sistem interlocking merupakan aspek penting dalam dunia perkeretaapian.

Teknologi interlocking termasuk bagian dari persinyalan yang mengatur lalu lintas kereta. Sehingga kereta bisa berjalan dengan baik di jalurnya, mencegah adu banteng, dan mengantar penumpang selamat sampai tujuan.

Pengertian dan Fungsi Sistem Interlocking

Mengutip dari jurnal Perancangan dan Simulasi Sistem Persinyalan Kereta Api Secara Nirkabel karya Richard Pradana, dkk, sistem interlocking adalah cara kerja terkomputerisasi yang diciptakan untuk mengatur dan memantau kumpulan objek pada rel kereta api. Sistem ini terbagi menjadi vital dan nonvital.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Sistem interlocking vital: perangkat terkoneksi secara langsung dengan jalur kereta api sebagai pengontrol utama.
  • Sistem interlocking nonvital: perangkat menerima instruksi dan mengirimkan sinyal pada perangkat yang ada di sekitar rel kereta api.

Lantas, apa saja fungsi dari sistem interlocking dalam bidang perekeretaapian? Dilansir dari laman Universitas Teknokrat Indonesia dan jurnal yang dipublikasikan Politeknik Negeri Bandung, berikut beberapa fungsinya:

  • Mengamankan jalur kereta.
  • Memonitor kondisi teknis di lapangan.
  • Mengontrol perangkat yang menunjang keluar-masuknya kereta di stasiun.
  • Mencegah tabrakan di percabangan atau persimpangan jalur kereta.
  • Mencegah kedudukan sinyal dan wesel agar tak bisa sembarangan diubah.

Jenis Sistem Interlocking

Seiring dengan kemajuan industri kereta api, sistem interlocking pun terbagi menjadi beberapa kategori. Jenis sistem interlocking adalah sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

1. Interlocking Mekanik

Sistem interlocking mekanik pertama kali diterapkan di Bricklayers Arms Junction, Inggris pada tahun 1843. Pada peralatan interlocking mekanik, terpasang batang baja rapi berbentuk kisi yang disebut locking bed.

Batang locking bed ini terhubung dengan tuas-tuas yang akan menggerakkan sinyal, wesel, penganjlok, dan perangkat lainnya. Manfaat sistem ini adalah:

  • Locking bed dirancang untuk mencegah konflik pergerakan tuas.
  • Sistem ini memiliki interferensi mekanik yang akan mengunci pergerakan salah satu tuas, sehingga tidak terjadi tabrakan.

2. Interlocking Elektromekanik

Mirip dengan interlocking mekanik, sistem interlocking elektromekanik juga melibatkan penguncian mekanik untuk memastikan urutan tuas. Bedanya, tuas yang digunakan pada interlocking elektromekanik jauh lebih kecil dan ringkas.

Hal ini karena sistem interlocking elektromekanik tidak mengontrol secara langsung perangkat yang ada di lapangan. Manfaat sistem ini samadengan interlocking mekanik, namun dibuat lebih sederhana dan mudah digunakan.

3. Interlocking Relai

Interlocking relai atau elektrik murni terdiri dari sirkuit listrik kompleks yang saling berhubungan. Sistem ini awalnya dipasang di Chicago, Burlington and Quincy Railroad pada 1929 silam.

Manfaat sistem interlocking relai adalah:

  • Memastikan posisi dari tiap perangkat sinyal di luar ruangan.
  • Sistem dioperasikan secara terpusat, setempat, atau otomatis.

4. Entrance-Exit Interlocking (NX)

Pada dasarnya, entrance-exit interlocking (NX) termasuk jenis dari interlocking relai. Di Indonesia, sistem entrance-exit interlocking pernah digunakan pada PT KAI DAOP IV Semarang.

Manfaat sistem entrance-exit interlocking (NX) adalah:

  • Mempercepat pengoperasian sistem.
  • Menyederhanakan pengarahan rute kereta.
  • Mencegah risiko error selama pembuatan rute kereta api.

Sistem NX berbasis relai ini memungkinkan pihak pengendali perjalanan kereta api terpusat (PPKP) memantau kondisi diagram lintasan stasiun. Petugas dapat menekan satu tombol untuk jalur sinyal masuk dan lainnya untuk keluar.

5. Interlocking Elektronik

Sistem ini mulai dipasang sejak akhir tahun 1980an yang bersifat solid state. Pengoperasiannya sudah terhubung dengan perangkat lunak komputer, yang
memudahkan petugas dalam memodifikasi ulang tata letak jalur.

Interlocking solid state generasi pertama diciptakan oleh British Rail di Britania Raya. Sistem ini adalah cikal bakal interlocking berbasis prosesor lain yaitu:

  • Computer Based Interlocking (CBI)
  • Vital Processor Interlocking
  • Microlok yang sekarang dikenal sebagai Hitachi Rail
  • Westlock yang kini menjadi Siemens.

Demikian pembahasan terkait sistem interlocking yang memiliki fungsi utama untuk mencegah kecelakaan dalam dunia perkeretaapian. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan detikers.




(row/fay)
Berita Terkait