Sepuluh tahun sudah berlalu dan pesawat Malaysia Airlines MH370 yang celaka di tahun 2014 belum juga ditemukan. Tetapi pakar penerbangan yakin akan ada terobosan jika pencarian baru digelar. Pemerintah Malaysia sudah menunjukkan sinyal akan melakukan pencarian lagi.
Salah satu teknologi yang bisa digunakan mencari lokasi MH370 adalah Weak Signal Propagation Reporter atau WSPR, yang dirilis tahun 2008. Teknologi ini populer di kalangan mereka yang mencari MH370 dalam beberapa tahun terakhir.
Radio amatir menggunakannya melacak kekuatan sinyal radio di seluruh dunia dan data yang dikumpulkan menangkap anomali yang disebabkan berbagai jenis gangguan, termasuk penerbangan yang lewat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan engineer British Aerospace Richard Godfrey menyebut dia menelusuri data WSPR hingga saat MH370 menghilang dan menyimpulkan pesawat tersebut mungkin berada antara 3.000 dan 4.000 meter di bawah Samudera Hindia, sekitar 1.500 kilometer di lepas pantai Perth, Australia. Lokasi itu sebelumnya belum begitu diteliti.
"Saya yakin MH370 dapat ditemukan," katanya, menambahkan bahwa temuannya sejalan dengan petunjuk lain, seperti data yang diberikan perusahaan telekomunikasi satelit Inggris Inmarsat. Data itu menunjukkan wilayah yang kurang lebih sama.
Terpisah, Vincent Lyne, mantan peneliti Institute for Marine and Antarctic Studies (IMAS) di University of Tasmania, yang telah menerbitkan banyak makalah tentang topik tersebut juga yakin lokasi pesawat tersebut bukanlah misteri.
"Lokasi tepatnya MH370 berada sedalam 6.000 meter, sekitar 1.500 kilometer sebelah barat Perth dan sepanjang garis bujur Penang," kata Lyne.
Bagaimana Godfrey dan Lyne yakin tentang lokasi pasti pesawat itu ketika pencarian resmi tak membuahkan hasil? Godfrey dan Lyne punya metode untuk menentukan tempat terakhir puing MH370.
Upaya Godfrey termasuk mempelajari WSPR dari radio amatir pada malam hilangnya pesawat. Radio amatir terus mengirim sinyal uji dan merekam datanya. Ketika pesawat melalui sinyal radio, sinyal tersebut akan terganggu. Dari gangguan tersebut dapat dilacak keberadaan sebuah pesawat.
"Jadi saya kembali ke 8 Maret 2014 dan mengunduh semua sinyalnya. Jumlahnya ribuan, dan saya mulai dari titik terakhir MH370 yang diketahui, ditentukan oleh radar, dan melacak jalurnya. Hasil pelacakan saya sama persis dengan data satelit untuk MH370, data Boeing dan data oseanografi," terang Godfrey.
Semua upaya tersebut, termasuk menggabungkan kumpulan data berbeda membawanya pada kesimpulan MH370 berada 1.500 kilometer sebelah barat Perth, Australia.
"Lokasi jatuhnya MH370, yang ditentukan oleh teknologi WSPR, berada dalam lingkaran dengan radius 30 kilometer dan berpusat di 29.128°LS 99.934°BT. Area ini terletak 1.560 kilometer sebelah barat Perth. Hanya perlu sekali pencarian lagi di area ini dan kita akan menemukan MH370," ungkapnya.
Adapun Lyne mengatakan pesawat itu akan ditemukan di sebelah barat Perth sepanjang garis bujur Penang. Penang adalah kampung halaman pilot dan pesawat diketahui mengambil jalan memutar ke Penang beberapa jam setelah keluar jalur, mungkin agar dapat melihat untuk terakhir kali.
"Seseorang di MH370 sedang melihat ke Penang. Seseorang sedang melihat ke Penang dalam waktu lama dan penuh emosi," cetus Kapten Simon Hardy, seorang pilot Boeing berpengalaman, pada tahun 2015.
Mirip dengan Godfrey, Lyne mengambil banyak informasi yang telah dia sortir sejak 8 Maret 2014 yang mendukung teori lokasinya. Misalnya jejak anomali awan sepanjang 300 kilometer yang sesuai jalur penerbangan terakhir MH370.
"Ini terjadi karena pilot coba bersembunyi dengan terbang di dalam awan, tapi malah meninggalkan jejak anomali yang sangat terlihat dalam lima citra satelit independen dari tiga lintasan satelit," kata Lyne yang dikutip detikINET dari BBC.
Tantangan terbesar menurut Lyne adalah teori baru umumnya ditolak pejabat yang fokus mencari di wilayah yang disebut sebagai busur ke-7. Busur ke-7 merupakan area, berdasarkan analisis data satelit dan pemodelan, yang diyakini dicapai MH370 ketika kehabisan bahan bakar dan mulai turun.
Lyne mengatakan busur ke-7 adalah lokasi yang salah karena didasarkan pada gagasan sebuah pesawat kehabisan bahan bakar akan segera terjun dengan kecepatan tinggi, tapi tidak ada sedikit pun puing di area tersebut.
(fyk/asj)