OpenAI Izinkan Teknologinya Dipakai oleh Militer

Virgina Maulita Putri - detikInet
Selasa, 16 Jan 2024 07:03 WIB
OpenAI Izinkan Teknologinya Dipakai oleh Militer Foto: Getty Images/iStockphoto/Robert Way
Jakarta -

OpenAI sebelumnya memiliki kebijakan yang melarang teknologinya digunakan untuk tujuan militer dan perang. Tapi sepertinya kebijakan itu diam-diam diubah dan OpenAI mulai mengizinkan militer untuk menggunakan teknologinya.

Menurut laporan The Intercept, OpenAI telah memperbarui kebijakannya pada 10 Januari lalu. Sebelumnya kebijakan OpenAI melarang teknologinya digunakan untuk aktivitas yang bisa melukai atau merusak secara fisik, termasuk untuk tujuan militer dan perang.

Kini tulisan deskripsi 'militer dan perang' dihilangkan dari halaman kebijakan OpenAI. Namun kebijakan baru OpenAI tetap melarang teknologinya digunakan untuk mengembangkan atau menggunakan senjata serta melukai orang lain.

Kebijakan ini diubah saat kecerdasan buatan (AI) mulai menjadi bagian penting dalam operasi militer dan perang. AI sudah digunakan loleh militer Amerika dalam perang Rusia-Ukraina dan dalam pengembangan kendaraan militer otonom.

AI juga sudah dikerahkan untuk sistem intelijen dan penargetan militer, termasuk sistem AI yang dikenal dengan nama 'The Gospel' yang digunakan oleh militer Israel untuk menentukan target dan mengurangi korban warga sipil dalam serangan di Gaza.

"Mengingat penggunaan sistem AI dalam menargetkan warga sipil di Gaza, ini adalah momen penting untuk membuat keputusan untuk menghilangkan kata 'militer dan perang' dari kebijakan penggunaan OpenAI yang diizinkan," kata Managing Director AI Now Institute Sarah Myers West, seperti dikutip dari Engadget, Selasa (16/1/2024).

Setelah menghilangkan deskripsi militer dan perang di kebijakannya, OpenAI bisa mengejar kerjasama dengan badan pemerintah seperti Kementerian Pertahanan AS. Teknologi OpenAI bisa saja dipakai untuk merangkum dokumen atau menulis kode, yang tidak secara langsung berhubungan dengan senjata dan perang.

Juru bicara OpenAI mengonfirmasi perubahan kebijakan tersebut dan tidak menampik bahwa perusahaan besutan Sam Altman itu kini menerima pelanggan dari sektor militer. OpenAI mencontohkan saat ini mereka sudah bekerjasama dengan DARPA untuk mengembangkan alat keamanan siber baru.

"Kebijakan kami tidak mengizinkan teknologi kami digunakan untuk menyakiti orang lain, mengembangkan senjata, untuk memata-matai komunikasi, atau melukai orang lain atau merusak properti. Namun, ada kasus penggunaan untuk keamanan nasional yang sejalan dengan misi kami," kata juru bicara OpenAI dalam keterangan resminya.

"Tidak jelas apakah kasus penggunaan yang bermanfaat ini akan diizinkan dalam kebijakan 'militer' kami sesuai kebijakan sebelumnya. Jadi tujuan update kebijakan ini adalah untuk memberikan kejelasan dan membahas isu ini," sambungnya.



Simak Video "Video: AI Diprediksi Bakal Temukan Pengetahuan Baru di Masa Depan"

(vmp/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork