Sepak Terjang Airbus A350-900, Pesawat Laris yang Terbakar di Jepang
Hide Ads

Sepak Terjang Airbus A350-900, Pesawat Laris yang Terbakar di Jepang

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 04 Jan 2024 20:00 WIB
Airbus A350
Airbus A350. Foto: airbus.com
Jakarta -

Kecelakaan di Tokyo pada 2 Januari 2024 melibatkan pesawat canggih dan modern Airbus A350 yang dioperasikan Japan Airlines. Ini untuk pertama kalinya Airbus A350 rusak total baik bagi pabrikan maupun industri penerbangan global. Untung semua penumpangnya selamat.

Meski demikian, dikutip detikINET dari Aero Times, A350 memiliki sejarah layanan komersial yang baik hingga saat ini. Lebih dari 564 unit tipe tersebut saat ini terbang untuk maskapai penerbangan di seluruh dunia.

Sejak penerbangan pertama 14 Juni 2013, Airbus A350 menuai sukses signifikan di pasar pesawat penumpang komersial badan lebar jarak jauh. Pesawat ini memasuki layanan komersial bulan Juli 2015, dengan Qatar Airways jadi pelanggan pertamanya. Rivalnya adalah pesawat seperti Boeing 787 Dreamliner dan keluarga pesawat 777.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Varian kargonya juga tengah dikembangkan. A350 saat ini hadir dalam dua varian, A350-900 yang lebih pendek dan A350-1000 yang sedikit lebih besar. Menurut database pesawat ch-aviation, saat ini ada 485 A350-900 dalam layanan komersial di 35 maskapai penerbangan dan 375 lainnya sedang dipesan.

A350-900 dapat menampung hingga 440 penumpang sedangkan versi A350-1000 dapat menampung hingga 488 penumpang.

ADVERTISEMENT

Japan Airlines sendiri menerima A350-900 pertama kali pada Juni 2019. Mereka sekarang mengoperasikan 15 A350-900, menyusul kecelakaan salah satu pesawat tersebut di Tokyo. Mereka juga menerima pengiriman A350-1000 pertamanya pada bulan Desember 2023.

Pesawat khusus yang terlibat dalam kecelakaan itu, dengan registrasi JA13XJ, dikirim ke maskapai pada 10 November 2021, dan ditenagai sepasang mesin Rolls-Royce Trent XWB-84. Ia mampu menampung 369 penumpang dalam tiga kelas (12 kelas bisnis, 94 kelas ekonomi premium, dan 263 kelas ekonomi).

Japan Airlines masih memesan dua unit A350-900, ditambah 12 unit A350-1000. Mengenai kecelakaan di bandara Handea, sesuai praktik standar internasional, Airbus telah mengirimkan tim spesialis A350 untuk membantu pihak berwenang Jepang dalam penyelidikan soal penyebabnya.




(fyk/rns)