Peringatan Dini Gempa di RI Belum Secanggih Jepang, Kenapa?
Hide Ads

Peringatan Dini Gempa di RI Belum Secanggih Jepang, Kenapa?

Agus Tri Haryanto - detikInet
Rabu, 03 Jan 2024 20:00 WIB
Gempa juga mengakibatkan sejumlah mobil rusak akibat tertimpa bangunan di Jepang, Selasa (2/1/2024).
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Jakarta -

Sistem peringatan dini gempa bumi di Jepang menjadi sorotan beberapa hari lalu, yang membuat masyarakat sekitar dapat menyelamatkan diri dari gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,5. Apakah sistem peringatan dini gempa bumi bisa diterapkan di Indonesia?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Wayan Toni Supriyanto memberikan penjelasannya.

Disampaikan Wayan, Indonesia sudah menerapkan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) jika terjadi bencana alam di sekitar masyarakat. Hanya saja untuk saat ini, bentuknya masih berupa SMS blast dari operator seluler.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk saat ini di Indonesia, EW baru pada SMS blast oleh operator seluler. Bisa saja berbentuk alert atau alarm," ujar Wayan kepada detikINET, Rabu (3/1/2024).

Sebagai informasi, SMS blast adalah informasi pesan singkat yang dikirimkan oleh operator seluler ke banyak orang secara serentak dalam waktu bersamaan. Biasanya nama pengirim SMS tersebut instansi resmi yang berkaitan dengan isi pesannya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Wayan mengatakan ke depannya sistem peringatan dini itu akan diperluas sampai ke TV digital. Artinya, masyarakat yang sedang nonton TV akan mendapatkan informasi bencana alam yang akan terjadi di sekitarnya.

"Ke depan dengan bantuan hibah jepang media informasi akan mencakup TV (digital) dan internet. Untuk media penyampaian informasi melalui HP saat ini masih melalui SMS blast sebenarnya bisa dilakukan dengan teknologi cell broadcast seperti di Jepang, namun perlu ada investasi tambahan oleh operator seluler," tuturnya.

Wayan menambahkan, di Kominfo sendiri terkait cell broadcast yang terjadi di Jepang, akan dikerjakan pada program Public Protection Disaster Relief (PPDR).

Adapun, mengenai sistem peringatan dini di TV digital dan internet, Dirjen PPI menyebutkan untuk sekarang dalam segi teknis sudah bisa diterapkan karena sudah mengadopsi siaran digital.

"Untuk mendesiminasi data BMKG ke TV dan operator seluler butuh alat/switch. Jadi, sangat tergantung kesiapan operator menyiapkan alatnya tersebut. Jadi, kapannya belum tahu, kecuali menyiapkan alatnya menggunakan anggaran pemerintah yang blm tahu kapan ada anggarannya," pungkasnya.




(agt/fyk)