Melalui sistem pompa besar, Israel mulai membanjiri terowongan pejuang Hamas di bawah Jalur Gaza dengan air laut dari Mediterania. Pakar lingkungan hidup mengkritik keras upaya itu dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pun ikut mengecamnya.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB memperingatkan bahwa tindakan Israel membanjiri terowongan di Gaza dengan air asin bisa menimbulkan dampak yang parah dalam jangka panjang.
"Tindakan membanjiri terowongan oleh Israel dengan air asin bisa memicu dampak berat pada hak asasi manusia, sebagian dalam jangka panjang," tulis mereka dalam cuitannya di X/Twitter.
"Barang-barang yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup warga sipil juga bisa terancam, begitu juga dengan kerusakan lingkungan yang luas, berjangka panjang, dan parah. Warga sipil harus dilindungi," tambah mereka, seperti dikutip detikINET dari Anadolu News Agency, Rabu (20/12/2023).
Sebelumnya, beberapa pakar lingkungan sudah memperingatkan Israel. Rembesan itu akan menyebabkan polusi lokal pada tanah dan air tanah di Gaza dan tentu akan membuat warganya semakin menderita. Terlebih, laut Mediterania pun juga sudah tercemar.
"Meski cakupan dan besar dampak secara keseluruhan belum jelas, kita dapat memperkirakan setidaknya sebagian air laut akan merembes ke dalam tanah dari terowongan, terutama di daerah yang sebelumnya terowongannya rusak," kata Juliane Schillinger, peneliti di University of Twente di Belanda.
Akuifer pesisir Gaza, satu-satunya sumber air di sana, sudah tercemar akibat pemompaan berlebihan dan pembuangan limbah. Air itu sesekali disuplai ke warga Palestina melalui pompa yang dikendalikan Israel. Pada awal konflik yang terjadi Oktober, Israel mematikan pompa air sepenuhnya selama beberapa hari.
Sekitar 96% air rumah tangga di Gaza terkontaminasi dan tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Akibatnya, sebagian besar warga Palestina di Jalur Gaza bergantung pada tanker air swasta yang tidak diatur dan pabrik desalinasi tidak berizin.
(fyk/fay)