Alexander Tsvetkov, seorang ilmuwan di Institut Biologi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, harus mendekam dalam penjara selama 10 bulan. Dia disangka seorang pembunuh oleh sistem AI.
Tsvetkov diturunkan dari pesawat pada bulan Februari setelah perjalanan bisnis ke Krasnoyarsk. Dia diberitahu kalau dirinya diidentifikasi sebagai pelaku serangkaian pembunuhan lebih dari 20 tahun yang lalu.
Penyelidik mengklaim bahwa dia dan orang-orang yang diduga sebagai kaki tangannya membunuh setidaknya dua orang di Moskow pada bulan Agustus 2002. Sialnya pihak otoritas mengabaikan kesaksian banyak ilmuwan kalau Tsvetkov bersama mereka pada saat pembunuhan itu terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasannya adalah sistem bertenaga AI menemukan 55% kecocokan antara Tsvetkov dan sketsa yang dibuat oleh seorang saksi lebih dari dua dekade lalu.
Ahli hidrologi tersebut diduga dipaksa untuk menulis pengakuan tetapi dia kemudian menarik kembali dan menghabiskan 10 bulan di penjara, sementara keluarganya berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkannya.
Terduga kaki tangan Tsvetkov, yang mengakui pembunuhan tersebut, mengidentifikasi ilmuwan tersebut, tetapi kesaksiannya memiliki beberapa masalah. Orang ini menyatakan bahwa Alexander pernah menjadi tunawisma bersamanya di Moskow, minum alkohol dan "merokok setengah bungkus rokok sehari".
![]() |
Namun, Tsvetkov tidak pernah menjadi tunawisma, tidak minum alkohol, dan tidak pernah merokok seumur hidupnya karena masalah paru-paru. Kaki tangannya juga ingat bahwa Tsvetkov memiliki tato cincin di jarinya dan pola Celtic di tangan kirinya. Namun kerabat ilmuwan tersebut mengatakan bahwa dia tidak pernah memiliki tato.
Kasus Alexander Tsvetkov telah menyebabkan kegemparan di Rusia selama berbulan-bulan, dan setelah kampanye menuntut pembebasannya, serta rumor intervensi oleh Vladimir Putin sendiri, ilmuwan tersebut dibebaskan awal bulan ini. Namun, tuduhan terhadapnya belum dibatalkan.
(afr/afr)