Kisah Militer Mesir Banjiri Terowongan Gaza, Apa Alasannya?
Hide Ads

Kisah Militer Mesir Banjiri Terowongan Gaza, Apa Alasannya?

Tim - detikInet
Kamis, 14 Des 2023 11:30 WIB
FILE PHOTO: A general view shows the interiors of what the Israeli military say is a cross-border attack tunnel dug from Gaza to Israel, on the Israeli side of the Gaza Strip border near Kissufim January 18, 2018. REUTERS/Jack Guez/Pool/File Photo
Foto: (REUTERS/Jack Guez)
Jakarta -

Israel dilaporkan mulai memompa air laut ke jaringan bawah tanah terowongan buatan pejuang Hamas di Gaza. Taktik ini mungkin terdengar mengejutkan, tapi bukanlah hal baru. Dahulu, Mesir pernah melakukan hal yang sama setidaknya dua kali, salah satunya menggunakan limbah sebagai pengganti air.

Menurut Wall Street Journal, Israel mulai membanjiri terowongan dengan air dari Laut Mediterania. Tujuannya tampaknya adalah untuk memaksa pejuang Hamas yang berada di terowongan untuk keluar.

Dikutip detikINET dari Insider, Mesir, yang berbatasan dengan Gaza di timur, punya rencana serupa tahun 2013. Mereka membanjiri terowongan penyelundupan yang menghubungkan Gaza ke Semenanjung Sinai, menggunakan air limbah yang berbau busuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mohamed Morsi, presiden Mesir saat itu, ingin menutup terowongan untuk memblokir aliran senjata dan militan dari Gaza ke Sinai, tempat pemberontakan sedang berlangsung.

Menurut New York Times, militer Mesir sebelumnya telah mencoba memompa gas ke dalam terowongan sebelum beralih ke air dari saluran pembuangan. Tindakan itu pada akhirnya menghancurkan sekitar dua lusin terowongan.

ADVERTISEMENT

Beberapa tahun kemudian, Mesir mulai membanjiri terowongan menggunakan air yang dipompa dari Laut Mediterania. Saat itu, para pejabat Mesir mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa pemompaan air sedang dilakukan dan bertujuan untuk mengakhiri kegiatan penyelundupan.

Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi mengklaim bahwa banjir di terowongan tersebut dilakukan demi alasan keamanan. Pihaknya berkoordinasi dengan Otoritas Palestina yang memerintah Tepi Barat dan dulu memerintah Gaza sampai Hamas mengambil alih.

Dalam pernyataan bersama pada bulan September 2015, beberapa faksi Palestina mengutuk banjir tersebut. Mereka khawatir banjir tersebut akan menghancurkan lahan pertanian dan mencemari cadangan air bawah tanah.

Kekhawatiran serupa kini juga disuarakan. Para ahli mengatakan taktik air laut Israel dapat memperburuk polusi air dan menyebabkan kerusakan lingkungan di Gaza.

Pada tahun 2016, Mesir kembali melancarkan operasi membanjiri terowongan. Yuval Steinitz, seorang menteri Israel saat itu, mengatakan bahwa banjir tersebut sebagian atas permintaan Israel, dan menggambarkannya sebagai solusi yang baik untuk mengatasi jaringan terowongan Hamas.




(fyk/fyk)
Berita Terkait