Ngeri, Sistem GPS Pesawat di Timur Tengah Kena Spoofing
Hide Ads

Ngeri, Sistem GPS Pesawat di Timur Tengah Kena Spoofing

Anggoro Suryo - detikInet
Kamis, 23 Nov 2023 11:30 WIB
Moscow, Russia - March 26, 2019: Aircraft Embraer EMB-135BJ Legacy 650E D-ATOP of Air Hamburg against blue sky in sunny morning going to landing at Vnukovo international airport in Moscow
Ilustrasi pesawat jet. Foto: Getty Images/Fotokot197
Jakarta -

Aksi peretasan sistem navigasi pesawat biasanya hanya terjadi di film-film aksi, namun di Timur Tengah, hal semacam ini benar-benar terjadi.

Opsgroup, grup yang berisi 8000 pilot, teknisi penerbangan, dan sejenisnya, menyadari adanya kekacauan di sistem navigasi GPS pesawat yang terbang di Timur Tengah mulai september lalu, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (22/11/2023).

Kekacauan sistem GPS ini lazim disebut dengan nama spoofing, di mana sistem melaporkan lokasi yang tidak sesuai dengan lokasi aslinya. Setidaknya ada 50 insiden dalam lima minggu terakhir yang terjadi di Baghdad, Kairo, dan Tel Aviv.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Opsgroup menyebut kejadian ini tidak bisa dibayangkan dan memperlihatkan celah fundamental dalam desain avionik pesawat. Spoofing ini terjadi pada Inertial Reference System (IRS), yang membantu navigasi pesawat.

"IRS semestinya menjadi sistem yang berdiri sendiri dan tak bisa dipalsukan. Tujuannya adalah saat kita kehilangan kemampuan navigasi yang ada di pesawat, dan harus bertanya (pada pengendali lalu lintas udara) untuk mengetahui posisi dan meminta arah, menjadi tak masuk akal pada awalnya -- terutama pada pesawat dengan sistem avionik terkini. Namun sejumlah laporan memastikan hal ini bisa terjadi," tulis Opsgroup dalam laporannya.

ADVERTISEMENT

Salah satu laporan menyebutkan pesawat Embraer 650 asal Dubai dan menuju ke Eropa kehilangan navigasi GPS di pesawat dan sinyal GPS di iPad milik pilot dan kopilotnya. Menurut Kru, IRS-nya tidak bisa berfungsi lagi, dan hal itu baru mereka sadari setelah sistem autopilot membelokkan pesawat ke kiri dan ke kanan.

Setelahnya, sistem manajemen penerbangan menunjukkan pesan kesalahan GPS, dan kru meminta vektor radar dari pengendali lalu lintas udara, yang mengatakan mereka melenceng sejauh 80 nautical mil dari rute awal, dan hampir saja memasuki wilayah udara Iran.

Menurut Todd Humphreys, profesor dari UT Austin yang meneliti komunikasi satelit, serangan ini sangat signifikan tidak seperti GPS jamming dan spoofing. Pasalnya serangan ini bekerja seperti eksploit zero day terhadap sistem penerbangan, yang menyerang IRS, dan menjadi ancaman besar bagi keamanan penerbangan dan pesawat.




(asj/asj)