Drone Turki Tak Ampuh Lagi Lawan Rusia, Tapi...
Hide Ads

Drone Turki Tak Ampuh Lagi Lawan Rusia, Tapi...

Argya D. Maheswara - detikInet
Senin, 20 Nov 2023 11:20 WIB
Bayraktar TB2
Bayraktar TB2. Foto: Bayraktar
Jakarta -

Dalam menghadapi Rusia, pasukan Ukraina pada awalnya mengandalkan drone asal Turki yaitu TB-2 Bayraktar, yang terbukti ampuh saat itu. Namun, drone tersebut belakangan dilaporkan kurang efisien dalam melawan militer Rusia.

Hal ini diakibatkan kemampuan militer Rusia yang sudah paham tentang seluk beluk pencegahan serangan dari TB-2 Bayraktar.

Komandan Direktorat Intelijen Ukraina, Kolonel Volodymyr Valiukh mengatakan bahwa saat ini, pasukan Ukraina belum menemukan situasi yang tepat untuk penggunaan TB-2 Bayraktar seperti dilansir dari Business Insider.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk TB2, saya tidak ingin menggunakan kata tidak berguna, tetapi sulit untuk menemukan situasi di mana menggunakannya," ungkapnya.

Walau begitu, perusahaan Turki yang memproduksi TB-2 Bayraktar yaitu Baykar tetap berencana untuk membangun pabrik di Ukraina. Hal ini disampaikan langsung oleh CEO Baykar, Haluk Bayraktar. Menurutnya, pembangunan pabrik di Ukraina merupakan rencana ambisius terlepas dari kurang efisiennya penggunaan TB-2 Bayraktar oleh pasukan Ukraina.

ADVERTISEMENT

"Kami akan berinvestasi sebesar USD 100 juta (sekitar 15 miliar) untuk membangu fasilitas produksi drone, pusat layanan dan kantor pusat di Ukraina," ungkap Haluk Bayraktar pada Oktober lalu.

Ia juga menjelaskan bahwa konstruksi proyek tersebut sudah dimulai dan akan membutuhkan waktu pembangunan selama satu setengah tahun.

Nantinya, pabrik tersebut tidak hanya digunakan untuk membangun TB-2 Bayraktar melainkan beberapa varian drone baru. Kabarnya, Baykar akan membangun drone baru mereka yaitu Akinci di pabrik mereka yang berada di Ukraina.

Drone Akinci nantinya akan dilengkapi sensor canggih, cantolan yang dapat membawa bom dan rudal sampai amunisi jarak jauh yang memiliki hulu ledak lebih berat.

James Rogers, ahli drone dan perang presisi yang juga direktur di Cornell Brooks School Tech Policy Institute memaparkan Ukraina masih tetap akan menggunakan TB-2 Bayraktar dan Akinci di masa mendatang. Penggunaan drone dengan sensor canggih seperti Akinci juga dapat menjadi solusi bagi Ukraina.

Ia juga melihat hal ini sebagai langkah kemitraan panjang antara Ukraina dengan Turki. "Dengan demikian, Ukraina dan Turki kemungkinan akan tetap dekat dengan mitra strategis jangka panjang," kata Rogers.

Ali Bakir, seorang ahli pertahanan Turki dari Atlantic Council's Middle East program juga mengatakan hal serupa. Ia memandang langkar Baykar sebagai keseriusan dalam kemitraan strategis antara Ukraina dengan Turki.

"Komitmen Baykar untuk berinvestasi $ 100 juta dalam tiga proyek Ukraina adalah bukti dari kedua pihak dalam kemitraan abadi ini," kata Bakir.

Ia juga mengatakan bahwa drone Akinci yang akan dibangun nantinya dapat menjadi 'game changer' dalam pertempuran Ukraina dan Rusia. Drone tersebut juga akan memperkuat sistem pertahanan Ukraina.


*Artikel ini ditulis olehArgyaD. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(fyk/fyk)