Elon Musk sepertinya sempat 'kena mental' setelah menjadi pemilik baru X, media sosial yang sebelumnya bernama Twitter. Musk bahkan pernah mengurung diri di kantornya hingga membuat karyawan X khawatir.
Hal ini diungjap oleh Ben Mezrich, penulis buku 'Breaking Twitter'. Dalam wawancara dengan CNBC, Mezrich mengungkap akusisi Twitter/X yang berantakan sangat berpengaruh pada reputasi dan popularitas Musk.
"Ia mencapai titik di mana ia pernah mengunci diri di kantornya, sangat kesal sehingga karyawan Twitter mempertimbangkan memanggil polisi San Francisco untuk mengeceknya karena mereka pikir (Musk) akan melukai dirinya sendiri," kata Mezrich, seperti dikutip dari Insider, Selasa (14/11/2023).
"Saya pikir dia benar-benar peduli dengan reputasinya, dan ia terkejut," sambungnya.
Mezrich menyebut beberapa insiden yang membuat Musk kesal, termasuk saat dicemooh oleh penonton di acara stand up Dave Chappelle, dan saat mobil yang ditumpangi putranya dikuntit orang tidak dikenal.
"Elon sebelum Twitter dan Elon setelah Twitter adalah dua Elon yang berbeda. Elon tidak hanya merusak Twitter, Twitter juga merusak Elon Musk," ujar Mezrich.
Proses akuisisi Twitter/X oleh Musk yang dimulai awal tahun lalu memang berjalan tidak mulus. Musk bahkan sempat mencoba mundur dan membatalkan akuisisi, tapi kemudian ia resmi membeli Twitter senilai USD 44 miliar pada Oktober 2022.
Setelah menjadi pemilik baru Twitter, Musk juga mengumumkan sejumlah kebijakan yang kontroversial, seperti PHK besar-besaran, menjadikan centang biru layanan berbayar, dan mengubah nama Twitter menjadi X.
Musk juga sangat memikirkan popularitasnya, terutama di Twitter/X. Pada Februari lalu, Musk sempat bertanya kepada engineer Twitter mengapa cuitannya memiliki sedikit engagement. Musk kemudian memecat engineer yang menunjukkan popularitasnya di Twitter memang sedang menurun.
Simak Video "Video: Sejauh Mana Ambisi Elon Musk untuk Pengembangan Superkomputer AI?"
(vmp/fyk)