Setelah serangan bom merusak fasilitas telekomunikasi Gaza pada Jumat (27/10), Elon Musk menjawab panggilan netizen untuk membantu Gaza dengan inetrnet dari satelit Starlink. Tapi apakah itu mungkin dilakukan?
Profesor Universitas Hamad Bin Khalifa di Doha, Marc Owen Jones, menjawab kepada Al Jazeera yang dikutip detikINET "Kami telah melihat lima ratus ribu pos di X yang mengatakan Starlink harus membantu Gaza. Tapi mereka tidak tahu bahwa 'Starlink untuk Gaza' adalah mustahil," katanya.
Sebelumnya, netizen di X memanggil Elon Musk membantu daerah yang terkena bom dengan internet Starlink. Kampanye ini sempat jadi tren hingga dijawab sendiri oleh Musk. Awalnya, ia juga pesimis karena tidak tahu siapa yang memiliki otoritas jalur darat di wilayah tersebut, serta belum ada terminal yang terhubung dengan konstelasi Starlink. Namun tak lama setelah itu, Musk mengumumkan kesanggupannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Starlink akan mendukung konektivitas ke organisasi bantuan yang diakui secara internasional di Gaza," tulisnya seperti dilansir detikINET dari Al Jazeera, Rabu (1/11/2023). Sejauh ini, belum ada realisasi dari hal itu alias internet Starlink belum ada di Gaza.
Kembali merujuk pada Marc. Menurutnya, terminal Starlink di Gaza akan sulit diselundupkan untuk didistribusikan secara luas. Pemerintah Israel tidak akan mengizinkan hal itu terjadi. Sekalipun lolos, halangan lainnya adalah tidak ada cukup bahan bakar di Gaza.
Perlu diketahui bahwa sejak tahun 2007, Israel telah mengontrol wilayah udara dan perairan di Gaza. Mereka juga mengatur keluar masuknya barang dan jasa di dua dari tiga jalur perlintasan perbatasan di Gaza. Satu lainnya dikontrol oleh Mesir, tapi ini bagai harapan semu bagi Marc.
Melalui perlintasan perbatasan Rafah, Starlink bisa mendistribusikan terminalnya. Tapi menurut Marc, itu tidak akan cukup manjur. Selain itu, memiliki terminal Starlink akan membahayakan warga Gaza.
"Kepemilikan terminal Starlink dengan transmisi dua arah dapat membahayakan warga Gaza jika terdeteksi oleh otoritas Israel," ujarnya yang juga menyinggung Amerika Serikat.
Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengecam Musk melalui X soal niatnya itu untuk membantu Gaza. Ia bahkan mengancam akan memutus hubungan apapun dengan Starlink. Sebagai tanggapannya, Musk mengambil jalan aman.
"X akan melakukan pemeriksaan keamanan dengan pemerintah AS dan Israel sebelum menyalakan satu terminal pun," cetusnya.
Sementara itu, dikabarkan dari detiknews (1/11/2023) bahwa akses layanan telepon rumah, seluler, dan internet di Gaza perlahan telah pulih setelah agresi yang berkelanjutan dari Israel.
"Tim teknis kami dengan tekun mengatasi kerusakan pada infrastruktur jaringan internal dalam kondisi yang menantang," kata Paltel Group, perusahaan telekomunikasi di Palestina.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(fyk/fyk)