.webp)
Warga Palestina di Gaza kini bisa berkomunikasi kembali seiring dengan mulai pulihnya layanan internet dan telepon. Sebelumnya, layanan komunikasi tersebut sempat mati akibat eskalasi serangan Israel. Apa ini karena bantuan Starlink dari Elon Musk? Ternyata tidak demikian.
Paltel Group, perusahaan penyedia layanan komunikasi di Gaza, mengungkapkan sejak hari Minggu (29/10/2023) layanan telepon rumah, seluler, dan internet secara bertahap sudah bisa digunakan lagi.
"Tim teknis kami dengan tekun mengatasi kerusakan pada infrastruktur jaringan internal dalam kondisi yang menantang," kata Paltel Group dikutip dari Al Jazeera, Senin (30/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga Tuhan melindungi Anda semua dan Negara kami," ucapnya.
Majed Abusalama seorang kolumnis opini di Al Jazeera terharu karena dapat menghubungi dan mendengar kembali suara ibunya.
"Semoga orang bisa menjangkau keluarganya sekarang. Tidak ada yang tahun berapa lama," tulisnya di media sosial miliknya.
Diketahui, Gaza mengalami pemadaman komunikasi secara total selama hampir 36 jam setelah serangan udara Israel pada Jumat (27/10/2023). Dampak serangan itu menghancurkan jalur dan komunikasi provider.
Organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch, telah memperingatkan bahwa kurangnya komunikasi di wilayah kantong tersebut menghambat upaya untuk mendokumentasikan kejahatan perang dan pelanggaran lainnya.
Mendengar kabar tersebut, Elon Musk menawarkan layanan internet Starlink kepada organisasi kemanusiaan di Gaza. Namun kebijakan bos SpaceX itu bikin Israel meradang.
"Hamas akan menggunakanya untuk kegiatan teroris," ucap Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi. Dalam cuitannya, Elon Musk pun menegaskan belum ada akses Starlink di Gaza.
"Kami tak begitu naif. Berdasarkan postingan saya, tidak ada terminal Starlink yang mencoba terhubung dari Gaza. Jika ada, kami akan mengambil tindakan luar biasa memastikan itu digunakan *hanya* untuk alasan kemanusiaan semata. Selain itu, kami akan melakukan pemeriksaan keamanan dengan pemerintah AS dan Israel sebelum menyalakan satu terminal pun," tulisnya di X.
(agt/fyk)
