Israel mulai menyerang Gaza dari darat dan akan menghadapi tantangan besar dari Hamas, terutama terowongan di bawah tanah yang dilaporkan panjang totalnya 500 kilometer. Bagaimana kira-kira Israel akan menjinakkannya?
Keunggulan teknologi Israel dipandang tidak terlalu berguna untuk menghancurkan terowongan Hamas. Satelit tidak bisa memantau terowongan itu. Serangan bom pun diprediksi tidak bisa merusak semua bagian terowongan.
Potensi pertempuran yang dihadapi tentara Israel akan bersifat klaustrofobik dan menakutkan. DaphnΓ© Richemond-Barak, pakar perang bawah tanah di Universitas Reichman Israel, memperingatkan banyak keunggulan teknologi militer Israel akan runtuh, memberikan keunggulan bagi para militan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat Anda memasukinya, terowongannya sangat sempit, gelap, dan lembab, dan Anda dengan cepat kehilangan kesadaran akan ruang dan waktu. Anda memiliki ketakutan akan hal yang tak diketahui, siapa yang akan datang? Apakah ini akan menjadi penyergapan?" kata Richemond-Barak.
Nah selain dengan pengeboman dan teknologinya, kabarnya Israel sempat berencana membanjiri saja terowongan itu. Menurut jurnalis pemenang Pullitzer Prize, Seympur Hersh, pemimpin militer Israel mempertimbangkan membanjiri terowongan bawah tanah Hamas sebelum melancarkan invasi darat ke Gaza.
Ia menulis bahwa pemimpin Israel bahkan mungkin rela mengorbankan mereka yang mungkin saat ini disandera di terowongan itu. "Israel kini dalam proses mengubah Kota Gaza menjadi puing-puing, melalui pemboman terus-menerus, dan juga berencana memulai invasi darat dalam waktu dekat," katanya mengutip seorang pejabat senior AS.
Rencana itu tampaknya tidak jadi direalisasikan. Tetapi menurut pakar, seperti dikutip detikINET dari WION, membanjiri terowongan Hamas tampaknya usaha yang cukup efektif.
"Pengeboman sebagian besar berhasil tapi ada cara lebih baik. Hal ini tak hanya akan mengurangi korban militer Israel dan warga sipil Gaza secara signifikan, namun juga akan secara efektif menghancurkan sistem terowongan untuk jangka panjang. Solusinya adalah membanjiri terowongan dengan air laut dari wilayah Mediterania yang berdekatan," tulis Jeff Godson, mantan pegawai US Foreign Service.
Menurutnya, geografi Gaza mendukung siasat membanjiri terowongan. Hal ini menurutnya akan memaksa musuh berada di atas permukaan tanah.
"Yang terpenting, banjir adalah solusi permanen atau hampir permanen terhadap masalah terowongan Gaza. Setelah tercapai, untuk dapat digunakan kembali akan sangat mahal dan sangat sulit. Waktu pelaksanaan strategi banjir bersifat fleksibel, ada yang bisa sekarang, ada yang nanti, dan lagi setelah ditemukan," paparnya.
Cara membanjirinya bisa dengan meniru cara Mesir yang pernah mencoba membanjiri terowongan itu di wilayahnya. "Air laut dari Mediterania akan dipompa langsung ke bukaan terowongan melalui pipa pendek. Meski tekanan hidrologinya kecil, relief topografinya memudahkan dalam pemasangan pipa. Air dalam jumlah besar dipompa jarak jauh setiap hari, dan teknologi air Israel berkelas dunia," tambah dia.
Tetapi tentu saja prakteknya tidak semudah teori. Terlebih Hamas mengklaim panjang terowongannya mencapai 500 kilometer.
(fyk/fyk)