Iron Dome disebut sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling efektif di planet ini. Rudalnya dirancang menangkis ancaman jarak pendek dari Gaza dan Lebanon, dan telah mencegat ribuan roket yang menyerang Israel, sejak beroperasi di tahun 2011.
Kementerian Pertahanan Israel mengklaim Iron Dome mampu menangani berbagai ancaman secara bersamaan, dengan tingkat keberhasilan hingga 90%. Namun intensitas serangan roket dari militan Hamas dalam serangan mendadak pada Sabtu dini hari, sukses membuat sistem itu kebobolan.
Dilaporkan, sekitar 3.000 sampai 5.000 roket ditembakkan secara berentetan oleh Hamas, membuat Iron Dome tampaknya kebingungan. Sebagian roket itu pun lolos menghantam bangunan di Israel. Jadi, apakah Iron Dome bisa dikatakan gagal total kali ini?
"Pada dasarnya Iron Dome mencegat roket dan rudal dengan pencegat roketnya sendiri, dan menggunakan radar untuk mendeteksi dan melacaknya," kata Michael Shoebridge, direktur Strategic Analysis Australia.
Israel memiliki 10 perangkat Iron Dome di seluruh negeri. Setiap perangkat mampu melindungi area hingga 155 kilometer persegi dan ditempatkan secara strategis di sekitar kota dan pemukiman.
Setiap perangkat harganya di kisaran USD 100 juta dan setiap rudal pencegat harganya USD 50 ribu. Untuk menghemat, sistem radarnya dengan cepat menentukan apakah sebuah roket mengarah ke area pemukiman. Jika tidak, maka roket itu dibiarkan saja.
Namun seperti pertahanan udara lain, sistem ini punya kelemahan. Iron Dome kewalahan dengan serangan mendadak Hamas. Dilaporkan, ribuan roket Hamas ditembakkan ke arah Israel selatan dan tengah, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem. Satu roket diketahui menghantam sebuah rumah sakit di kota pesisir Israel, Ashkelon.
"Ada rekaman rudal pencegat Israel meledakkan roket Hamas di udara, namun jumlah rudal pencegat terbatas di satu waktu. Jadi memang salah satu cara untuk mengalahkan Iron Dome adalah membanjirinya (dengan roket). Dan itu adalah kelemahan sistem pertahanan udara mana pun," kata Malcolm Davis, analis di Australian Strategic Policy Institute.
Media Nournews Iran menyebut serangan itu menunjukkan kegagalan Iron Dome yang mereka juluki hanya kubah jerami di atas tanah. Namun, Shoebridge mengatakan serangan Hamas bukan berarti kegagalan total sistem Iron Dome.
"Bahkan sistem yang paling efektif pun bisa kesulitan ketika Anda mendapat serangan yang berentetan. Dari apa yang saya lihat, pertahanan udara itu masih luar biasa mengesankan. Saat saya melihat kerusakan dan kehancuran (di Israel), dampak dari rudal dan roket (Hamas) cukup terbatas," cetusnya.
(fyk/fyk)