Ranjau Rusia Bikin Ukraina Kewalahan, F-16 Didambakan
Hide Ads

Ranjau Rusia Bikin Ukraina Kewalahan, F-16 Didambakan

Argya D. Maheswara - detikInet
Selasa, 22 Agu 2023 11:45 WIB
Perang Rusia-Ukraina masih berlanjut. Di tengah pertempuran itu, sejumlah tentara Ukraina melepas lelah dengan beristirahat di garis depan perang.
Tentara Ukraina istirahat di garis depan. Foto: AP Photo/Libkos
Jakarta -

Berbagai dukungan Barat terhadap Ukraina seperti tank, artileri, misil dan beberapa alat persenjataan lainnya sudah diterima. Namun, pasukan Ukraina belum mendapati terobosan yang besar dalam konflik dengan Rusia, khususnya dalam upaya merebut kembali teritorinya.

Hal ini membuat banyak pihak bertanya-tanya tentang apalagi yang dibutuhkan Ukraina guna memperoleh hasil yang lebih besar dalam menghadapi Rusia. Dikutip detikINET dari CNBC, situasi pertempuran garis depan Ukraina saat ini dinilai sangat mirip dengan Perang Dunia I.

Situasi perang parit mencekam membuat Ukraina sulit mendapat terobosan dan juga lebih kompleks karena kehadiran serangan drone. Hal ini disampaikan oleh pengamat militer dan demokrasi Foundation for Defense of Democracies (FDD), Bradley Bowman. "Coba bayangkan Perang Dunia I dengan drone, itu yang dihadapi Ukraina," jelas Bowman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ladang ranjau yang digelar oleh Rusia di garis depan juga masih menjadi masalah besar bagi tentara Ukraina. Diketahui, Rusia juga sudah menanam berbagai jenis ranjau yang dirancang untuk menghancurkan tank.

Langkah ini digunakan Rusia untuk memperlambat laju pasukan Ukraina. Dan dengan kemampuan Rusia untuk meletakkan ranjau dengan artileri khusus, maka menjaga jalur bersih yang terbuka untuk mengirimkan pasukan Ukraina melewatinya, adalah hal yang sulit

ADVERTISEMENT

Keinginan Ukraina pakai F-16 untuk superioritas udara

Banyak orang di Kiev menyerukan Barat agar mengirim bantuan lagi guna mencapai superioritas udara. Spesifiknya, mereka menginginkan jet tempur F-16 untuk memperkuat Angkatan Udara Ukraina yang sudah terkepung.

Saat ini Angkatan Udara Rusia memang mencapai superioritas udara yang luar biasa. Sebaliknya, pasukan Ukraina terus berusaha melawan jet tempur Angkatan Udara Rusia dengan rudal darat ke udara warisan Soviet.

Hal ini menimbulkan masalah logistik karena rudal tersebut sudah tua dan sulit untuk disuplai kembali. Sebenarnya pihak Barat sudah mendukung Ukraina lewat sistem pertahanan udara Patriot, namun dalam jumlah yang terbatas. F-16 pun dijanjikan akan datang, tapi belum diketahui kapan waktunya.

Mick Ryan, pensiunan Jenderal Australia yang saat ini aktif di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan bahwa mengirim F-16 ke Ukraina masih membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, khususnya untuk melatih pilot tempur Ukraina sampai mahir.

"Mengirim F-16 ke Ukraina tidak akan mengubah keadaan dalam semalam. Butuh pelatihan untuk mendapatkan hasil maksimal dalam menggunakan jet mahal ini," ungkap Ryan.

*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(fyk/fyk)