Pada tahun 1995, ditemukan korban pembunuhan sadis. Ia adalah seorang wanita yang jasadnya disimpan di sebuah lemari es, yang setengah mengapung di kanal irigasi di area California utara. Kini berkat teknologi DNA, otoritas berhasil mengetahui identitasnya.

Seperti dikutip detikINET dari Los Angeles Times, penyelidik menyatakan jasad korban sudah berada di air selama beberapa bulan dan sudah sangat membusuk. Ada tanda-tanda korban dianiaya sehingga kemungkinan besar ia adalah korban pembunuhan.

Selama hampir 3 dekade, polisi tidak bisa mengungkap identitas korban, yang dijuluki 'lady in the fridge'. Kasusnya pun tidak dapat dipecahkan. Untungnya berkat kemajuan teknologi, otoritas pada bulan silam berhasil mengetahui siapa korban.

Namanya adalah Amanda Lynn Schumann Deza, seorang ibu 3 anak yang tinggal di Bay Area. Pada saat meninggal, usianya baru 29 tahun. "Tim kami sangat gembira ketika mendapat hasil dari DNA, mengidentifikasi korban dan keluarganya dan bisa menghubungi mereka," kata Sherriff Patrick Withrow.

Menggunakan metode investigasi silsilah, kombinasi antara analisis DNA, silsilah dan rekaman historis, polisi berhasil mengungkap identitas korban dan keluarganya pun membenarkannya. Diharapkan hal ini bisa menyingkap siapa yang membunuhnya.

DNA sendiri ada di setiap sel tunggal tubuh manusia dan bisa dilacak dalam berbagai cara, termasuk melalui air liur, darah dan keringat. Dalam empat dekade sejak profil DNA diperkenalkan, kemajuan dalam sains dan teknologi telah menghasilkan analisis yang lebih akurat.

"Berat untuk menyelidiki siapa pembunuhnya jika korbannya tidak dikenal. Saat sudah diidentifikasi seperti ini, Anda bisa menyelidiki kehidupan mereka dan detailnya. Itu biasanya akan membawa kami ke siapa yang membunuhnya," kata Letnan Polisi Linda Jimenez.

Korban diketahui berpisah dengan suaminya pada saat dia meninggal dunia dan terakhir kali terlihat di apartemennya bersama seseorang. Keluarganya sendiri tidak melaporkan bahwa dia hilang. "Keluarganya mencemaskannya, tapi tidak bertindak jauh," kata Jimenez.