Google Rayakan 'Kematian' Pesawat Antariksa NASA yang Tabrak Asteroid
Hide Ads

Google Rayakan 'Kematian' Pesawat Antariksa NASA yang Tabrak Asteroid

Virgina Maulita Putri - detikInet
Selasa, 27 Sep 2022 16:41 WIB
Google rayakan tabrakan pesawat DART
Google Rayakan 'Kematian' Pesawat Antariksa NASA yang Tabrak Asteroid Foto: Screenshot/detikINET
Jakarta -

NASA baru saja mencetak sejarah setelah menabrakkan pesawat antariksa Double Asteroid Redirection Test (DART) ke asteroid Dimorphos. Google pun ikut merayakan pencapaian ini dengan kejutan menggemaskan di halaman pencariannya.

Hari ini, kalau mencari kata kunci 'dart mission' di Google, kalian akan disambut dengan animasi pesawat DART yang melintas di depan hasil pencarian. Pesawat itu melayang selama beberapa detik sebelum akhirnya menabrak ujung halaman dan menghilang.

Karena tabrakan tersebut, halaman pencarian di Google jadi sedikit miring. Mirip seperti skenario yang diharapkan NASA terjadi setelah DART menabrak asteroid Dimorphos.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, NASA menabrakkan pesawat DART ke permukaan Dimorphos yang berjarak 7 juta km dari Bumi. Misi ini diluncurkan pada November 2021 dan setelah 10 bulan mengangkasa DART berhasil melakukan misi bunuh dirinya setelah menabrak Dimorphos dengan kecepatan 22.500 km/jam.

DART mulai mendekati asteroid Dimorphos pada Senin (26/9) pukul 15.00 waktu Amerika Serikat bagian timur. Pada pukul 17.14 tabrakan terjadi dan DART berhenti mengirimkan foto menandakan sinyal yang hilang.

ADVERTISEMENT

NASA meluncurkan misi senilai Rp 4,9 triliun itu untuk mengetahui apakah manusia bisa mengubah arah asteroid. Jika berhasil, cara ini akan menjadi salah satu solusi untuk melindungi Bumi dari ancaman asteroid berbahaya seperti yang memusnahkan dinosaurus.

"Ini merupakan penyelesaian yang sukses dari bagian pertama uji coba pertahanan planet pertama di dunia," kata Administrator NASA Bill Nelson, seperti dikutip dari Engadget, Selasa (27/9/2022).

"Saya yakin ini akan mengajari kita bagaimana cara melindungi planet kita sendiri dari asteroid yang akan datang suatu saat nanti. Kami menunjukkan bahwa pertahanan planet adalah upaya global dan sangat mungkin untuk menyelamatkan planet kita," sambungnya.

Dimorphos sendiri sebenarnya bukan asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi. Asteroid ini dipilih karena merupakan bagian dari sistem biner dan mengorbit asteroid lebih besar bernama Didymos setiap 11 jam dan 55 menit, cukup singkat sehingga perubahan di orbitnya akan langsung terdeteksi oleh teleskop yang ada di Bumi.

Dalam beberapa minggu ke depan, puluhan teleskop yang ada di Bumi akan mengawasi efek tabrakan tersebut. Tim DART juga akan sibuk menganalisis semua data yang dikumpulkan oleh impactor dan kamera sebelum kematian wahana antariksa tersebut.




(vmp/rns)