Peiter Zatko, mantan Head of Security Twitter yang kini menjadi whistleblower, kembali membongkar berbagai masalah keamanan yang dialami Twitter. Kali ini, ia menuding Twitter mempekerjakan mata-mata China yang dikhawatirkan bisa mengumpulkan data pengguna.
Dalam dengar pendapat dengan Komite Kehakiman Senat AS, Senator Chuck Grassley mengatakan FBI pernah memberitahu Twitter bahwa setidaknya ada satu mata-mata China yang menyusupi perusahaannya.
Menurut laporannya yang dirilis bulan lalu, Zatko mengungkap ia pernah diperingkatkan bahwa Twitter mempekerjakan satu orang atau lebih yang bekerja atas nama badan intelijen asing tertentu. Tapi dokumen yang banyak disunting itu tidak menuliskan negara mana yang dimaksud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesaksiannya di depan Senat, Zatko mengonfirmasi bahwa Twitter pernah diperingatkan soal kehadiran mata-mata China di perusahaannya. Mata-mata ini bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara (MSS) yang merupakan agensi spionase utama di China.
"Ini diberitahukan kepada saya mungkin seminggu sebelum saya diberhentikan," kata Zatko, seperti dikutip dari Engadget, Kamis (15/9/2022).
"Saya diberitahu bahwa tim keamanan perusahaan/keamanan fisik telah dihubungi dan diberitahu bahwa setidaknya ada satu agen MSS, yang merupakan salah satu dinas intelijen China, dipekerjakan di dalam Twitter," sambungnya.
Ini bukan pertama kalinya Twitter harus berurusan dengan mata-mata asing di perusahaannya. Belum lama ini mantan karyawan Twitter didakwa setelah dituding membantu Arab Saudi memata-matai kritik.
Zatko mengatakan ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh mata-mata asing juga lebih besar karena beberapa faktor, termasuk besarnya jumlah data yang dikumpulkan oleh Twitter dan akses luas yang dimiliki oleh 4.000 engineer Twitter terhadap data tersebut.
"Tidak muluk-muluk untuk mengatakan bahwa karyawan di dalam perusahaan ini bisa mengambil alih akun milik semua senator di ruangan ini," kata Zatko.
Baca juga: Elon Musk Keukeuh Batalkan Akuisisi Twitter |
Juru bicara Twitter mengatakan kesaksian Zatko hanya memastikan bahwa tuduhannya tidak konsisten dan tidak akurat. Juru bicara Twitter juga menambahkan proses perekrutan tidak tergantung pada pengaruh asing dan akses terhadap data dikelola melalui pemeriksaan latar belakang dan sistem monitor dan deteksi.
Senator Grassley mengatakan komite Senat sudah mengundang CEO Twitter Parag Agrawal untuk bersaksi tapi ia menolak hadir karena khawatir akan mengganggu kasus hukum Twitter dengan Musk terkait akuisisi USD 44 miliar yang dibatalkan.
(vmp/vmp)