Berawal dari pencitraan di media sosial dan mulut manis, sosialita penipu Azura Luna Mangunhardjono dari Indonesia berhasil menjerat banyak korban dan jadi buronan internasional. Bahkan, keluarga Presiden Amerika Serikat Joe Biden, sempat terkena jerat pesona Azura.
Mirip-mirip dengan kasus Anna Delvey yang sampai dibuat series di Netflix, Azura Luna juga mengaku sebagai orang penting. Bahkan, ia menyebut dirinya masih turunan putri kerajaan di Indonesia dan 'calon ratu di masa depan'. Kasus Azura Luna meledak tahun 2018-2019, namun media Inggris The Sun, baru-baru ini menemukan jejak aksi yang belum terekspos. Gawatnya, cerita ini melibatkan keluarga Presiden AS Joe Biden yaitu lewat putranya Hunter Biden.
Dikutip dari The Sun, Selasa (6/9/2022) Hunter Biden tengah disorot terkait skandal bisnisnya yang diduga kolusi dan nepotisme. Kehidupan pribadinya juga ikut terbuka ke publik. Semua dipicu dari bocornya data pribadi lewat laptop Hunter Biden termasuk back up chat iPhone yang ada di laptop tersebut, yang kini disebut Hunter sebagai 'laptop from hell', karena menyeretnya ke skandal bisnis dan politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata dari sekian banyak chat, rupanya ada percakapan Hunter Biden dengan Azura Luna. Percakapannya ternyata juga membawa-bawa nama sang ayah, Joe Biden. Dalam catatan The Sun, obrolan putra Joe Biden dan sosialita penipu dari Indonesia ini terjadi pada Juli 2018 dan baru terungkap sekarang. Saat itu, Joe Biden belum menjadi Presiden AS, baru berencana untuk maju dalam Pilpres AS 2020.
Inilah kutipan chat tersebut:
"Ayahku akan datang malam ini dan akan bertemu dengan kami untuk makan siang esok hari," ujar Hunter.
"Jadi kamu makan siang dengan ayahmu besok atau kamu ikut makan malam?" tanya Azura.
"Kamu lebih pilih yang mana, sayang? Aku lebih senang makan siang santai dengan Ayah dan kamu ketimbang pesta makan malam dengan kumpulan pecundang," balasnya.
Azura kemudian terlihat mencoba membujuk Hunter ikut makan malam. Ia mengatakan ada seorang wanita yang bernilai USD 26 miliar sehingga bisa menjadi 'kandidat yang baik' untuk mendukung ayahnya dalam pencalonan sebagai presiden untuk Pilpres AS 2020.
Lalu ada chat dimana Joe Biden yang tampaknya agak telat sampai ke Los Angeles dan Hunter sempat ragu untuk rencana makan bersama. Saat itu, Azura meyakinkan Hunter.
"Kayaknya ragu-ragu untuk makan malam dengan dia," kata Hunter.
"Oke, jadi kamu tidak ikut makan malam dan makan siang dengan ayahmu?" tanya Azura.
"Saya nggak bilang begitu s***bird," jawab Hunter.
"Kamu mesti punya nama panggilan yang lebih baik untuk calon istri kamu," kata Azura.
Dalam percakapan tersebut, tidak jelas apakah Azura jadi atau tidak memenuhi undangan makan bersama Joe Biden pada esok harinya. Singkat cerita, Hunter Biden akhirnya mengundang untuk minum kopi setelah ia mengantar ayahnya potong rambut. Azura kemudian kembali menghubungi Hunter.
"Kamu terlihat keren di bar, tidak lihat ayahmu," tulisnya.
Kemudian pada malam harinya, Azura kembali mengirim pesan kepada Hunter. Kelihatannya mereka sudah selesai kumpul-kumpul.
"Terima kasih sudah mengantar aku pulang," tulis Azura disertai emoji cium.
Interaksi Azura Luna dengan keluarga Joe Biden yang lain >>>
Hunter sendiri tampaknya telah terperdaya dengan omongan Azura, seperti yang ditunjukkan oleh pesan yang dia kirim ke adik iparnya, Hallie Biden pada 8 Juli 2018.
"Dia adalah Azur, dia benar-benar Putri Siam (Indonesia) calon ratu Indonesia dan luar biasa meskipun dia adalah seorang miliarder dan model dilettante untuk sementara, dia sekarang menjadi duta besar PBB yang serius," pesan Hunter.
Hunter tampaknya tidak paham kalau Siam adalah nama lampau untuk Thailand, bukan Indonesia.
Ada juga chat Hunter Biden dengan sepupunya Caroline Biden. Caroline juga pernah bertemu Azura di restoran di Los Angeles pada hari mereka minum kopi
"Saya suka dengan sang putri," kata Caroline.
Setelah momen itu, entah kenapa hubungan Azura dan Hunter seperti memburuk. Hunter tidak membalas chat Azura beberapa hari. Pada 23 Juli 2018, Hunter menjawab harus mengantar Joe Biden ke Bandara.
Setelah itu mereka saling chat dengan agak tegang. Hunter mengatakan Azura sinis dan mengabaikan pesannya beberapa hari. Pesan terakhirnya adalah 27 Juli 2018.
"Ummm... halo? Apa kau baik-baik saja? Saya tidak ingin memaksakan, tetapi saya merasa ini agak aneh," kata Azura.
Selanjutnya: Pakar keamanan siber wanti-wanti soal kebocoran data Hunter Biden >>>
Pendapat ahli keamanan siber soal kebocoran data Hunter Biden
Para ahli telah memperingatkan bahwa informasi yang ditemukan di laptop dan backup iPhone Hunter dapat menciptakan risiko serius, contohnya pemerasan. Campbell Murray, mantan kepala keamanan siber global untuk merek smartphone BlackBerry, juga memberikan pendapatnya kepada The Sun.
"Jika cadangan didekripsi dan berisi materi yang membahayakan, tidak menyenangkan, atau bahkan ilegal, implikasinya adalah bahwa sebagai putra presiden yang menjabat, itu adalah masalah besar," katanya.
"Siapa pun yang memperoleh materi itu dapat mengatakan kepada mereka 'Saya akan menunjukkan kepada dunia apa yang telah Anda lakukan atau apa yang telah Anda simpan di ponsel Anda'. Jika materi itu sampai ke tangan aktor negara bangsa, dinas intelijen asing, atau siapa pun yang ingin menciptakan pengaruh terhadap partai atau gerakan politik, itu akan menjadi kartu besar yang bisa mereka mainkan," sambungnya.
Pada November 2018 atau 3 bulan setelah pertemuan dengan Hunter Biden, Azura ditangkap polisi di Hotel Beverly Hills untuk kasus penipuan penjualan tas Hermes palsu. Namun Jaksa mengatakan kasus ini perdata, bukan pidana.
Lolos dari hukum, Azura meninggalkan Los Angeles dan disebut kembali ke Hong Kong. Pada September 2019, ia sempat melakukan wawancara dengan Post Magazine. Melalui video call, Azura membantah semua tuduhan penipuan yang dialamatkan kepadanya.
Dalam wawancara itu juga, Azura mengaku saat itu sedang hamil anak kembar. Di sanalah akhir dari informasi terkait Azura Luna. Dia seperti menghilang sementara dicari-cari aparat hukum. Total kerugian disebut mencapai USD 500.000 (Rp 7,4 miliar) dari korban yang tersebar dari Amerika Serikat sampai Hong Kong.