Ada Elon Musk di Balik Paypal yang Diblokir Kominfo
Hide Ads

Ada Elon Musk di Balik Paypal yang Diblokir Kominfo

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 30 Jul 2022 22:20 WIB
Twitter Menggugat Elon Musk, Menuntutnya Bertanggung Jawab Menyelesaikan Perjanjian Akuisisi
Foto: ABC Australia
Jakarta -

PayPal yang ikut diblokir Kominfo adalah perusahaan teknologi keuangan dan sistem pembayaran online yang beroperasi di banyak negara termasuk Indonesia. Ada campur tangan Elon Musk di balik PayPal.

Bahkan juga bisa dikatakan tanpa PayPal, mungkin Elon Musk tidak sekaya sekarang. Jadi, cikal bakal PayPal berawal dari sosok entrepreneur bernama Max Levchin, Peter Thiel dan Luke Nosek.

Pada 1998, mereka mendirikan perusahaan bernama Confinity yang mengembangkan software sekuriti. Tapi karena tidak terlalu sukses, mereka menjadikannya dompet digital. Versi pertama sistem pembayaran elektronik PayPal diluncurkan di 1999.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah di saat yang hampir bersamaan, Elon Musk pada tahun 1999 bersama rekannya mendirikan layanan keuangan online bernama X.com, di mana Elon adalah sang CEO. Kemudian, Confinity merger dengan X.com pada Maret 2000, membentuk bisnis yang kemudian bernama PayPal.

Elon Musk sebenarnya ditunjuk sebagai CEO, tapi pada saat dia liburan, direksi memecatnya dan digantikan oleh Peter Thiel, sosok yang sekarang investor kenamaan. Rupanya terjadi pertengkaran terkait pemilihan server.

ADVERTISEMENT

"Memang bukan ide yang bagus bepergian pada saat ada banyak hal besar terjadi yang menyebabkan stress yang tinggi pada orang-orang," kata Elon Musk mengenai peristiwa itu seperti dikutip detikINET dari Time.

Pada tahun 2002, eBay membeli PayPal senilai USD 1,5 miliar. Walaupun sudah dipecat, Elon Musk yang punya saham besar, mendapatkan bagian USD 180 juta dari akuisisi itu.

Uang itu antara lain membantunya mendirikan SpaceX hingga menjadi perusahaan antariksa raksasa sekarang ini. "Pergi dari PayPal, aku berpikir tentang masalah lain yang mungkin akan paling berdampak pada masa depan umat manusia," katanya suatu ketika.




(fyk/fyk)