Penampakan logo NASA ada di mana-mana. Meski NASA adalah badan antariksa yang tidak berkaitan dengan dunia mode, ada banyak orang di berbagai negara menerapkannya pada benda-benda dan aksesoris fesyen.
Apalagi di Amerika Serikat (AS), negara asal badan antariksa ini bernaung, setidaknya di jalanan sekitar New York, akan mudah ditemukan logo NASA mulai dari ransel, t-shirt, sepatu kets, topi, casing smartphone, hingga jaket.
Bert Ulrich adalah orang yang punya peran di balik fenomena ini. Dia adalah Multimedia Liaison di NASA, yang salah satu tugasnya mengawasi penggunaan logo NASA di film, TV, pakaian, dan lain-lain.
Dikutip dari CNN, Ulrich mengatakan permintaan untuk menempelkan logo NASA di pakaian masih membludak, setidaknya berdasarkan jumlah kesepakatan logo yang telah dia setujui.
Dia telah menjalankan perannya selama lebih dari dua dekade, jadi dia melihat tren pasang surut. Beberapa lonjakan penjualan terbaru dapat ditelusuri dari brand fashion mewah asal AS, Coach. Ulrich mengatakan, Coach mulai mulai memperkenalkan lini pakaian "bermerek" NASA pada tahun 2017.
Coach awalnya mendekati NASA untuk menanyakan apakah mereka boleh menggunakan logo NASA dengan font "cacing", desain retro yang digunakan badan antariksa tersebut dari tahun 1975 hingga 1992.
NASA, yang melarang penggunaan logo dengan desain tersebut pada tahun 90-an, berubah pikiran. Mereka akhirnya mengizinkan Coach untuk menggunakan logo itu.
Dan logo klasik tersebut, sejak kembali digunakan secara resmi, memperkuat popularitas NASA yang makin meluas, setidaknya di kalangan penggemar luar angkasa yang fanatik. Setelah lini pakaian Coach "NASA" dirilis, kepopulerannya makin meledak.
![]() |
"Sebelum 2017, kami melakukan 5-10 (persetujuan penggunaan logo) seminggu. Sekarang sampai pada titik kami rata-rata menyetujui 225 (penggunaan logo NASA) seminggu," kata Ulrich.
Dia menambahkan, tahun lalu, ada lebih dari 11.000 permintaan persetujuan penggunaan logo NASA. Angka ini yang tertinggi sepanjang masa.
Tidak semua permintaan itu disetujui, kata Ulrich. Tetapi alasan mengapa ada begitu banyak minat untuk menempelkan logo NASA pada segala hal, mulai dari sepatu kets Vans hingga topi pengemudi truk, mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa perusahaan-perusahaan ini tidak harus melisensikan logo tersebut. Semuanya gratis, dan NASA tidak memungut sepeser pun darinya.
Penggunaan logo ini, bukan cara kerja kesepakatan lisensi. Karena NASA adalah lembaga pemerintah, sebagian besar asetnya, termasuk foto, logo, dan bahkan desain teknologi, berada dalam domain publik.
Jika sebuah perusahaan ingin mencetak logo NASA di kaos atau mug kopi, perusahaan tersebut hanya perlu mengirim email ke departemen merchandising NASA, sesuai dengan persyaratan hukum. Biasanya, permintaan itu akan mendarat di email Ulrich.
Tugas Ulrich hanya untuk memastikan bahwa logo digunakan dengan cara yang konsisten dengan pedoman estetika yang disetujui badan antariksa. Tidak menggunakan warna yang tidak disetujui, dan tentu saja NASA perlu memastikan mereknya tidak digunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan, misalnya untuk menunjukkan bahwa NASA mendukung sebuah perusahaan atau produk tertentu.
"Jika ada sebuah perusahaan menyalahgunakan logo tersebut, kantor hukum NASA akan mengirimkan surat penghentian dan penghentian," sebut Ulrich.
Setelah Coach merilis lini pakaian NASA, desainer kelas atas lainnya termasuk Heron Preston dan baru-baru ini Balenciaga, merilis lini "fesyen NASA" mereka sendiri. Penyanyi pop Ariana Grande bahkan punya lagu dan seluruh lini merchandising tentang NASA. Selain itu ada juga Adidas, Swatch, Vans, dan lainnya yang tak terhitung jumlahnya dalam dekade terakhir.
Selanjutnya: Berkaitan dengan nostalgia