Batal Beli Twitter, Elon Musk Disindir Donald Trump
Hide Ads

Batal Beli Twitter, Elon Musk Disindir Donald Trump

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 13 Jul 2022 10:45 WIB
FILE - Tesla CEO Elon Musk attends the opening of the Tesla factory Berlin Brandenburg in Gruenheide, Germany on March 22, 2022. Musk says his deal to buy Twitter can’t β€˜move forward’ unless the company shows public proof that less than 5% of the accounts on the platform are fake or spam. Musk made the comment in a reply to another user on Twitter early Tuesday, May 17, 2022. (Patrick Pleul/Pool Photo via AP, File)
Batal Beli Twitter, Elon Musk Diejek Donald Trump Foto: AP/Patrick Pleul
Jakarta -

Batal membeli Twitter tidak hanya membuat Elon Musk terseret ke meja hijau. Orang terkaya di dunia itu juga menjadi target ejekan oleh mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Trump melontarkan ejekannya kepada Musk saat berbicara di sebuah event di Alaska pada akhir pekan lalu. Saat itu, Trump mengklaim ia tahu bahwa Musk tidak akan melanjutkan rencananya untuk membeli Twitter.

Trump bahkan menyebut Musk sebagai 'artis omong kosong'. Tidak hanya itu Trump juga menuduh Musk berbohong soal tidak pernah memilih politisi dari Partai Republik sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tudingan Trump ini merujuk pada cuitan Musk yang mengatakan bahwa ia memberikan suara kepada calon anggota Kongres AS dari Partai Republik untuk pertama kalinya. Tapi Trump mengatakan Musk sebelumnya pernah memilihnya.

"Kalian tahu ia tempo hari berkata, 'Saya tidak pernah memilih seorang Republikan.' Saya bilang 'Saya tidak tahu itu. Ia mengatakan kepada saya bahwa ia memilih saya,'" kata Trump seperti dikutip dari Gizmodo, Rabu (13/7/2022).

ADVERTISEMENT

Musk yang aktif di Twitter, platform media sosial yang batal ia beli, langsung membalas tudingan Trump. Merespons komentar Trump soal riwayat votingnya, Musk menjawab dengan singkat: "Tidak benar."

CEO SpaceX dan Tesla ini tidak berhenti sampai di situ. Dalam cuitan selanjutnya, Musk mengatakan Trump harusnya beristirahat karena sudah terlalu tua untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024.

"Saya tidak membencinya, tapi sudah waktunya bagi Trump untuk menggantung topinya dan berlayar menuju matahari terbenam," kata Musk.

Ia menambahkan bahwa jika Trump memenangi pemilihan presiden AS pada tahun 2024, ia akan berusia 82 tahun setelah masa jabatannya berakhir. "Yang mana sudah terlalu tua untuk menjadi kepala eksekutif apapun, apalagi jadi pemimpin Amerika Serikat," cuit Musk.

Perselisihan Musk dan Trump sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya Musk mengatakan ia mempertimbangkan akan memilih Gubernur Florida Ron DeSantis sebagai kandidat Partai Republik di Pilpres AS 2024.




(vmp/afr)