Presiden dan COO SpaceX Gwynne Shotwell mengirimkan email kepada seluruh karyawan untuk merespons tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Elon Musk. Dalam emailnya, Shotwell membela Musk dan mengatakan tuduhan tersebut tidak benar.
Dalam email yang pertama kali dilaporkan oleh CNBC tersebut, Shotwell juga menekankan bahwa SpaceX memiliki kebijakan 'nol toleransi' untuk kasus pelecehan.
"Secara pribadi, saya meyakini tuduhan tersebut tidak benar; bukan karena saya bekerja untuk Elon, tapi karena saya telah bekerja sama dengannya selama 20 tahun dan tidak pernah melihat atau mendengar apapun yang menyerupai tuduhan ini," kata Shotwell dalam emailnya, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (24/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapapun yang mengenal Elon seperti saya, akan tahu bahwa dia tidak pernah melakukan atau memaafkan dugaan perilaku tidak pantas ini," sambungnya.
Akhir pekan lalu, Business Insider menerbitkan laporan yang menuding Elon Musk melakukan pelecehan seksual kepada pramugari SpaceX saat sesi pijat dalam penerbangan menuju London. SpaceX kabarnya membayar pramugari tersebut USD 250.000 (Rp 3,5 miliar) agar tutup mulut.
Musk langsung membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai tuduhan yang liar. Dalam responsnya terhadap laporan Business Insider, Musk mengatakan ada cerita lain di balik laporan tersebut dan menyebut artikel tersebut bermuatan politis.
Dalam emailnya, Shotwell berargumen bahwa semua tuduhan pelecehan seksual akan ditangani secara serius, terlepas dari siapa yang terlibat dan SpaceX menyelidiki semua tuduhan yang mereka terima. Tapi Shotwell tidak mengomentari tuduhan soal uang tutup mulut sebesar USD 250.000 yang dibayarkan SpaceX.
"Karena alasan privasi saya tidak akan pernah mengomentari urusan hukum apapun yang melibatkan masalah karyawan," kata Shotwell.
SpaceX memiliki kebijakan 'no A-hole' terkait perilaku karyawan. Tapi, pada akhir tahun lalu mantan karyawan SpaceX menulis artikel yang mengatakan ia pernah menjadi target pelecehan seksual selama bekerja di sana.
Mantan karyawan bernama Ashley Kosak tersebut mengatakan SpaceX merupakan perusahaan yang penuh dengan seksisme dan tim kepegawaiannya tidak melindungi korban pelecehan.
(vmp/fay)