Tak seperti perusahaan teknologi lain yang membolehkan pegawainya WFH atau work from home, Apple malah meminta pegawainya untuk mulai ngantor sejak 11 April lalu.
Kemudian secara bertahap pada 2 Mei, karyawan Apple diminta masuk 2 hari seminggu. Berlanjut lagi pada 23 Mei, jadwalnya menjadi 3 hari seminggu.
Nah, dalam survei terbaru yang dilakukan oleh jejaring sosial anonim bernama Blind, lebih dari setengah pegawai Apple mengaku sudah bersiap dengan mencari pekerjaan di tempat lain dan akan mengundurkan diri dari Apple.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei yang dilakukan pada 19 April tersebut menyatakan kalau alasan para pegawai itu adalah kebijakan WFO yang diterapkan oleh Apple, demikian dikutip detikINET dari Apple Insider, Selasa (3/5/2022).
Salah seorang peserta survei tersebut mereka tak mau bekerja dari kantor sama sekali. Alasan lainnya adalah takut terinfeksi COVID-19, budaya kantor yang toxic, juga mengaku pekerjaannya terlalu menyita waktu.
Ada juga yang menyebut karena manajemen Apple tak pernah mendengar aspirasi para pegawainya. Salah seorang karyawan lain menyebut kalau sebagian besar timnya bahkan tak tinggal di dekat kantor.
"Apple akan melihat pengurangan besar pada Juni. 60% dari tim saya bahkan tak tinggal di dekat kantor. Mereka tak akan kembali," tulisnya.
Perlu diingat, survei ini hanya dilakukan terhadap 652 pegawai, yang tentunya sangat kecil dibanding jumlah total pegawai Apple. Namun PR Director Blind mengaku kalau mereka sudah memverifikasi peserta survei ini lewat alamat email korporatnya.
"Banyak pekerja korporat dari (divisi) engineering ataupun produk," tambahnya.
Kebijakan yang diterapkan Apple ini memang terbilang unik. Mengingat Perusahaan teknologi seperti Meta, Amazon, dan Alphabet memberi kebijakan lebih fleksibel, di mana sebagian pegawai bisa selamanya WFH atau Work From Home. Bahkan Twitter memperbolehkan banyak karyawannya WFH.
Sebagian pegawai ini mengaku iri dengan kebijakan kantor teknologi yang lain. Beberapa mengaku sudah melamar ke perusahaan lain yang menawarkan bisa bekerja dari rumah secara penuh. Namun demikian, tentu banyak juga pegawai yang senang WFO atau yang juga pasrah mengikuti peraturan perusahaan.
(asj/fyk)