Twitter sepertinya mulai ditinggal sebagian pengguna setelah Elon Musk dipastikan membeli perusahaan media sosial tersebut. Hal ini terlihat dari beberapa akun pesohor yang kehilangan followers dalam jumlah ribuan hingga ratusan ribu.
Seperti akun Twitter mantan Presiden AS Barrack Obama yang memiliki 132 juta followers dan merupakan akun yang paling banyak diikuti di Twitter. Setelah kabar Twitter akan diakuisisi Musk merebak, akun Obama kehilangan lebih dari 300.000 followers.
Penyanyi Katy Perry juga kehilangan lebih dari 200.000 followers, sementara aktor Mark Hamill juga mengaku kehilangan 8.000 followers dalam waktu dua jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, politisi sayap kanan di Twitter justru mendapatkan lonjakan followers baru. Anggota Kongres AS Marjorie Taylor Green mendapatkan lebih dari 100.000 followers baru dan followers Senator Ted Cruz juga bertambah lebih dari 60.000.
Meski Twitter sering bersih-bersih akun bot dan akun palsu yang bisa membuat pengguna kehilangan banyak followers, Twitter memastikan bahwa fluktuasi ini disebabkan oleh faktor organik seperti pembuatan dan deaktivasi akun baru, bukan karena campur tangan mereka.
"Kami telah melihat fluktuasi baru-baru ini dalam jumlah followers," kata Twitter dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari TechCrunch, Kamis (28/4/2022).
"Sementara kami mengambil tindakan terhadap akun yang melanggar kebijakan spam kami yang dapat mempengaruhi jumlah followers, fluktuasi ini tampaknya sebagian besar disebabkan oleh peningkatan pembuatan akun baru dan deaktivasi. Kami akan terus mengawasi fluktuasi jumlah followers ini," sambungnya.
Sebelum deal antara Twitter dan Musk diumumkan, banyak pengguna yang mengatakan mereka akan meninggalkan platform tersebut jika Twitter menerima tawaran Musk.
Begitu kabar ini tersebar, tagar seperti #RIPTwitter dan #GoodByeTwitter langsung trending di Twitter dan media sosial lainnya. Melihat fluktuasi jumlah followers, sepertinya sejumlah besar pengguna Twitter langsung menepati janjinya untuk menghapus akunnya.
Deaktivasi massal ini datang setelah beberapa pengguna mengaku khawatir pendekatan Musk terhadap kebebasan berbicara akan mengubah kebijakan moderasi konten dan mengembalikan akun yang sudah dicekal, termasuk akun mantan Presiden Donald Trump.
(vmp/fay)