Elon Musk Datang, Twitter Tetap Tak Izinkan Donald Trump Kembali
Hide Ads

Elon Musk Datang, Twitter Tetap Tak Izinkan Donald Trump Kembali

Virgina Maulita Putri - detikInet
Sabtu, 09 Apr 2022 18:33 WIB
Kembali Muncul di Publik, Donald Trump Sesumbar Akan Menangi Pilpres 2024
Elon Musk Datang, Twitter Tetap Tak Izinkan Donald Trump Kembali Foto: DW (News)
Jakarta -

Tak lama setelah Elon Musk jadi pemilik 9,2% saham Twitter, banyak netizen yang meminta bantuan CEO SpaceX itu agar Donald Trump diizinkan main Twitter lagi. Lantas, apakah Musk bisa mengabulkan permintaan itu?

Seperti diketahui, Twitter mencekal mantan Presiden AS Donald Trump secara permanen sejak awal tahun 2021, setelah insiden kerusuhan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol AS menjelang pengumuman hasil Pilpres AS 2020.

Permintaan untuk mengembalikan akun Twitter Trump tidak hanya datang dari netizen pendukungnya, tapi juga beberapa politisi dari Partai Republik. Semuanya berharap Musk yang mendukung kebebasan berpendapat bisa membawa Trump kembali ke media sosial favoritnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Elon Musk sudah menegaskan ia menentang sensor big tech, dan itu adalah sesuatu yang didukung oleh semua orang Amerika yang mencintai kebebasan," kata Senator Marsha Blackburn, seperti dikutip dari The Washington Post.

"BRING BACK TRUMP!" kata anggota kongres Lauren Boebert.

Musk memang mendukung kebebasan berbicara di media sosial. Ia juga pernah mengkritik Twitter dan perusahaan media sosial lainnya yang dianggap membungkam suara politisi dari aliran politik tertentu.

"Banyak orang akan sangat tidak senang dengan high tech West Coast sebagai penegak de facto kebebasan berbicara," kata Musk dalam cuitannya pada 11 Januari 2021.

Meski Musk kini telah menjadi pemegang saham terbesar Twitter, sepertinya ia tidak memiliki kekuatan untuk mengizinkan Trump main Twitter lagi. Perusahaan berlogo burung ini mengatakan tidak memiliki rencana untuk membatalkan pencekalan Trump.

"Keputusan kebijakan kami tidak ditentukan oleh dewan direksi atau pemegang saham, dan kami tidak memiliki rencana untuk membatalkan keputusan kebijakan apapun," kata juru bicara Twitter.

Twitter sebelumnya mengatakan anggota direksi seperti Musk hanya memegang peran sebagai penasihat dan memberi feedback. Mereka menekankan anggota direksi tidak ikut mengambil keputusan tentang kebijakan Twitter, dan semua keputusan sehari-hari diambil oleh manajemen dan karyawan Twitter.

Sepertinya Musk juga tidak begitu tertarik membawa kembali Trump atau tokoh sayap kanan lainnya yang telah diblokir Twitter. Selain cuitannya pada Januari 2021, ia tidak pernah mencuit soal pencekalan Trump lagi.

Bahkan, menurut Musk saat ini masalah terbesar Twitter tidak ada hubungannya dengan Trump. Sebagai sosok yang namanya kerap dicatut oleh penipu, Musk mengatakan masalah Twitter yang paling menjengkelkan adalah bot kripto yang banyak menyebarkan spam.




(vmp/afr)