Perang antara Rusia dan Ukraina melibatkan beberapa drone tempur canggih dengan bom dahsyat. Namun rupanya tak hanya drone semacam itu yang dikerahkan, drone DJI mengambil peran tak kalah besar dalam pertempuran sengit ini.
Drone DJI, perusahaan teknologi asal China, laris manis karena andal saat dioperasikan serta hasil rekamannya pun bagus. Namun dalam konflik Rusia dan Ukraina tersebut, drone DJI dipakai untuk kepentingan militer meskipun pihak DJI menegaskan produknya itu bukan untuk perang.
Biasanya, para pegiat drone di Ukraina akan menerbangkan perangkatnya untuk fotografi atau kegiatan lain seperti balapan. Namun sekarang, mereka bertaruh nyawa sebagai relawan yang memakai drone untuk mengintai tentara Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kyiv membutuhkan kalian dan drone kalian di momen ini," tulis sebuah postingan di Facebook baru-baru ini dari militer Ukraina kepada para warga Ukraina yang gemar main drone dan berpengalaman dalam mengoperasikannya.
Bahkan dalam sebuah video baru, tampak drone DJI di Ukraina dimanfaatkan untuk menjatuhkan granat yang menyasar militer Rusia. Namun di sisi lain, Rusia ternyata menggunakan produk serta teknologi DJI dengan lebih dahsyat lagi.
Ukraina mengklaim Rusia telah memanfaatkan produk DJI untuk membantu mengarahkan rudal yang mengincar sasaran di Ukraina dan membunuh warga sipil. Tak hanya itu, Rusia disebut mengeksploitasi teknologi DJI yang disebut AeroScope.
DJI AeroScope itu dapat mendeteksi drone lain yang terbang sampai 50 kilometer. Kegunaannya sebenarnya adalah untuk mencegah terjadi tabrakan antar drone, namun pihak Rusia memanfaatkanya antara lain untuk mendeteksi drone Ukraina.
Halaman selanjutnya, tanggapan dari pihak DJI >>>