Tentara Ukraina Dapat Sumbangan Bitcoin Rp 5,7 Miliar
Hide Ads

Tentara Ukraina Dapat Sumbangan Bitcoin Rp 5,7 Miliar

Virgina Maulita Putri - detikInet
Sabtu, 26 Feb 2022 06:44 WIB
Bitcoin
Tentara Ukraina Dapat Sumbangan Bitcoin Senilai Rp 5,7 Miliar (Andhika Akbarayansyah/tim infografis detikcom)
Jakarta -

Berbagai cara dilakukan warga dunia untuk mendukung Ukraina di tengah gempuran Rusia. Salah satunya dengan memberikan sumbangan dalam bentuk mata uang kripto.

Data dari firma analitik blockchain Elliptic menunjukkan dalam periode 12 jam, bitcoin senilai USD 400.000 (Rp 5,7 miliar) disumbangkan kepada Come Back Alive, organisasi non-pemerintah asal Ukraina yang menyediakan bantuan untuk angkatan bersenjata.

Kelompok lainnya, Ukrainian Cyber Alliance, telah menerima USD 100.000 dalam bentuk bitcoin, litecoin, ether, dan jenis stablecoin lainnya sejak tahun lalu. Sejak tahun 2016, aktivis yang tergabung dalam kelompok ini sudah meluncurkan serangan siber ke Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis memanfaatkan sumbangan dalam bentuk kripto untuk berbagai tujuan, termasuk menyediakan persenjataan untuk tentara Ukraina, alat-alat kesehatan, drone, hingga pendanaan untuk aplikasi facial recognition yang dirancang untuk mengidentifikasi mata-mata atau tentara bayaran Rusia.

"Mata uang kripto semakin banyak digunakan untuk menggalang dana buat perang, dengan persetujuan diam-diam dari pemerintah," kata Chief Scientist Elliptic Tom Robinson, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (26/2/2022).

ADVERTISEMENT

Kelompok relawan memang telah lama memperkuat militer Ukraina dengan menawarkan sumber daya dan tenaga tambahan. Biasanya organisasi seperti ini menerima dana dari donor private lewat transfer bank atau aplikasi pembayaran.

Tapi belakangan ini mata uang kripto seperti bitcoin mulai menjadi pilihan yang populer, karena pembayarannya bisa dilakukan dengan melewati aturan institusi keuangan yang mungkin akan menghambat proses pembayaran ke Ukraina.

Menurut data Elliptic, kelompok relawan dan organisasi non-pemerintah secara total telah mengumpulkan uang kripto senilai lebih dari USD 1 juta. Tapi jumlah sumbangan yang masuk terus meningkat di tengah serangan Rusia yang baru saja diluncurkan.

Di sisi lain, kelompok separatis pro-Rusia juga ikut menggalang dana dalam bentuk bitcoin sejak hari-hari awal konflik. Analis data fintech Boaz Sobrado mengatakan beberapa petinggi Rusia mengatakan mereka tidak memutus rekening bank oposisi karena dikhawatirkan akan beralih ke kripto yang lebih sulit dilacak.

Sobrado mengatakan penggalangan dana dalam bentuk kripto untuk kasus kontroversial memang sudah sering terjadi. Contohnya Alexei Navalny, politisi Rusia yang merupakan oposisi Vladimir Putin, sempat menerima sumbangan dalam bentuk bitcoin setelah dijebloskan ke penjara tahun lalu.

Ukraina juga sudah mulai mengambil langkah untuk mengadopsi mata uang kripto di level nasional. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan parlemen baru saja mencapai kesepakatan tentang hukum yang akan mengatur dan melegalkan mata uang kripto.

Simak Video 'Bantu Ukraina, NATO Kerahkan Pasukan di Darat-Laut-Udara':

[Gambas:Video 20detik]



(vmp/fay)