Kisah Heroik Pria yang Selamatkan Dunia dari Perang Nuklir

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 11 Feb 2022 21:30 WIB
Stanislav Petrov. Foto: Smitsonian
Jakarta -

Pada 26 September 1983, dunia hampir saja dilanda perang nuklir yang dapat menghancurkan umat manusia. Beruntung ada pria ini yang seorang diri mampu menyelamatkan Bumi dari malapetaka senjata maha dahsyat itu.

Kisah Stanislav Petrov memang heroik. Pada hari itu, dia bertugas di pusat komando nuklir Uni Soviet dan mengawasi sistem komputer yang berfungsi mengeluarkan peringatan dini jika terjadi serangan nuklir.

Mendadak, sistem tersebut memperingatkan bahwa sebuah misil telah diluncurkan dari Amerika Serikat menuju Uni Soviet. Tidak hanya sekali alarm berbunyi, sampai lima kali. Petrov menjadi salah satu orang terakhir untuk memutuskan apakah peringatan itu akurat dan Uni Soviet perlu membalas.

"Aku punya semua data bahwa ada serangan misil. Jika aku mengirim laporan ke komandan, tidak ada yang akan membantahnya," kata Petrov yang dikutip detikiNET dari BBC.

"Yang perlu kulakukan hanyalah mengambil telepon, menguhubungi komandan top kami. Tapi aku tidak bisa bergerak. Aku seperti duduk di papan penggorengan panas," sebut Petrov lagi.

Meski pikirannya berkecamuk, Petrov harus membuat keputusan. Doktrin Uni Soviet kala itu adalah, jika AS menyerang, maka mereka akan membalas dengan kekuatan nuklir penuh. Potensi serangan dari AS kuat, karena presiden AS, Ronald Reagan, bersikap keras pada Uni Soviet.

Tapi Petrov tidak reaktif. Setelah menganalisa, ia menengarai bahwa terjadi kesalahan alarm peringatan dini. Meski tidak seratus persen yakin, Petrov lantas melaporkan kemungkinan kerusakan itu dan bukannya permintaan untuk meluncurkan nuklir balasan.

Keputusan Petrov di saat-saat genting itu ternyata tepat. Investigasi Uni Soviet kemudian menemukan bahwa satelit mereka salah menganggap refleksi sinar matahari sebagai mesin misil antar benua, sehingga memicu alarm.

Petrov memang bukan penentu peluncuran nuklir, pangkatnya hanya Letnan Kolonel. Akan tetapi laporannya bahwa terjadi kesalahan alarm dan bukan serangan sungguhan, membuat kemungkinan serangan balasan jauh lebih kecil. Jika Petrov menyatakan benar ada serangan dan Uni Soviet yang panik membalas, bisa saja sudah terjadi perang nuklir yang menghancurkan.

Halaman selanjutnya, the man who saved the world>>>




(fyk/fyk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork