Perusahaan game ternama, Bandai Namco mengungkapkan rencana mereka untuk membangun IP Metaverse sendiri. Dana yang digelontorkan pun tak main-main, yakni senilai USD 130 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun.
Ini disampaikan pada pemaparan wacana jangka menengah pada rentang waktu April 2022 hingga Maret 2025. Di mana objektifnya untuk memperkenalkan program terbaru bertajuk IP Axis Strategy, dikutip detikINET dari VGC Rabu (9/2/2022).
Strategi terbaru ini, terdiri dari tiga tujuan utama, mulai dari terhubung dengan para penggemar, meningkatkan nilai IP dan membuat proyek yang bisa menjangkau seluruh dunia. Dengan hasil akhir, diharapkan bisa meningkatkan penjualan di luar Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bandai Namco menyampaikan bahwa Meteverse ini, menjadi ruang virtual yang akan memungkinkan pelanggan menikmati berbagai hiburan. Termasuk sebuah kerangka kerja, untuk memberdayakan kekuatan mereka dalam memadukan produk fisik dan elemen digital.
"Kami bertujuan untuk menciptakan kerangka kerja terbuka, yang menyediakan tempat untuk koneksi dengan penggemar dan mitra bisnis. Melalui IP Metaverse, kami akan membangun komunitas di antaranya Bandai Namco sendiri dan para penggemar," tulis Bandai Namco.
Menurut mereka, melalui komunitas dan konten yang disuguhkan, penerbit game Elden Ring ini akan membangun koneksi mendalam, luas dan beragam. Hal itu diharapkan dapat berlanjut dalam jangka waktu lama.
"Dengan cara ini, kami akan bekerja untuk memaksimalkan nilai IP dalam jangka menengah hingga panjang," tambahnya.
Meskipun masih belum tersirat secara gamblang, namun mereka berupaya untuk melakukan langkah awal dengan membangun fondasi data terlebih dahulu. Baru kemudian, mengembangkan konten di dalamnya.
Metaverse sendiri didefinisikan sebagai dunia virtual tiga dimensi. Memungkinkan pengguna dapat berkumpul di sana dalam bentuk digital seperti avatar. Juga dapat melakukan interaksi kompleks seperti di dunia nyata.
Sejuah ini sudah ada beberapa purasahan besar yang lebih dulu mengembangkannya. Ada Facebook yang mengganti nama menjadi Meta, Roblox, Minecraft milik Microsoft, Epic Games, Niantic, Decentraland, Nvidia hingga Apple.
(hps/fyk)