Banyak perusahaan teknologi China menjadi besar bisnisnya dan ekspansi ke berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara. Bagaimana rasanya menjadi karyawan yang bekerja di sana?
Singapura misalnya, menjadi salah satu basis perusahaan China. Banyak laporan berkembang bahwa sistem kerja 996 adalah praktik yang umum di China, bahwa karyawan harus bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam selama 6 hari seminggu. Apakah demikian kenyataannya?
Dalam wawancara dengan beberapa karyawan di Singapura, CNBC yang dikutip detikINET, Senin (3/1/2022) menyebut ada beberapa budaya kerja China dilakukan, misalnya bisa tidur di kantor pada siang hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekarang karena banyak yang bekerja dari rumah, seorang sumber di perusahaan smartphone China menyebut mereka harus video call tiap pagi dan manager mengambil screenshot sebagai bukti kehadiran.
Namun para sumber CNBC menyebut tidak mengalami sistem kerja yang terlalu ketat atau sulit. Bahkan tiga sumber pegawai ByteDance menyebut hierarki karyawan cukup baik, di mana pegawai rendah pun dapat berkomunikasi langsung dengan Vice President.
Tapi dari segi bahasa, kemampuan Mandarin sepertinya diperlukan pegawai di perusahaan teknologi China. Walau wawancara berlangsung dalam bahasa Inggris, seorang mantan karyawan Tencent menyebut banyak komunikasi di kantor berlangsung dengan bahasa Mandarin.
"Tapi jika Anda memilih berbahasa Inggris, kolega dari China juga bisa berbicara Inggris. Kami mencoba di tengah-tengah saja," kata seorang pegawai Huawei.
Mengenai kerja keras, hal itu tetap diperlukan. Bahkan pegawai menyebut mereka harus siap bekerja dalam jam kerja panjang, terutama jika harus berinteraksi dengan kolega asal China.
Seorang karyawan menyebut bosnya yang berbasis di China kadang bertanya pada malam hari atau saat weekend. "Anda memang bisa mengabaikannya, tapi apakah bisa rileks jika bos Anda menunggu balasan?" kata dia.
Mengenai sistem kerja 996 rupanya semakin ditinggalkan, bahkan di China sendiri mendapat protes keras dan mulai dilarang pemerintah. Di luar negeri, hal itu dipandang bisa membuat calon karyawan potensial enggan melamar ke perusahaan teknologi China.
"Sebagai perusahaan teknologi global yang bergerak cepat, kami tahu bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan adalah penting bagi para pegawai agar melakukan yang terbaik," sebut juru bicara Tencent.
(fyk/fay)