Pemerintah China sedang berupaya meningkatkan kondisi kerja bagi karyawan, terutama di perusahaan teknologi, dengan menindak tegas sistem kerja 996. Tapi sebagian karyawan di China menyambut kebijakan ini dengan dingin.
Sistem kerja 996 mengharuskan karyawan bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam selama 6 hari. Sistem kerja ini didukung oleh beberapa pentolan teknologi seperti pendiri Alibaba Jack Ma dan bos JD.com Richard Liu.
Karyawan perusahaan teknologi di China mengandalkan sistem kerja seperti ini agar bisa mendapatkan uang lembur, terutama saat akhir pekan dan hari libur karena jumlahnya bisa 2-3 kali lipat dari gaji. Karena itu, mereka tidak senang melihat pemerintah China dan perusahaan mengurangi jam lembur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti beberapa karyawan induk TikTok, ByteDance, yang mengaku terkejut setelah melihat gaji mereka di bulan Agustus turun 17%. ByteDance sendiri belum lama ini menghapus kebijakan bekerja enam hari tiap minggu kedua.
"Beban kerja saya tidak berubah. Tapi sayangnya gajinya jadi lebih rendah," kata seorang manajer di ByteDance yang enggan disebutkan namanya, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (5/9/2021).
ByteDance menolak berkomentar tentang kabar pemotongan gaji ini, yang sempat viral di media sosial China. Sumber lainnya dari perusahaan mengatakan karyawan ByteDance tetap mendapatkan uang lembur saat bekerja di akhir pekan jika harus memenuhi deadline.
Salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di media sosial Weibo adalah apakah perusahaan akan menaikkan gaji karyawan karena telah memangkas uang lembur mereka. Topik ini sudah dilihat lebih dari 120 juta kali.
"Setelah menerima gaji saya bulan ini, saya ingin tahu - apakah ada perusahaan lain yang masih menerapkan 996 di Shanghai?" tanya karyawan ByteDance di Weibo.
Karyawan perusahaan teknologi China mulai menentang sistem kerja 996 sekitar dua tahun yang lalu. Gerakan ini disambut baik oleh pemerintah, dan bulan lalu pengadilan China menyebut sistem kerja 996 ilegal.
Perusahaan teknologi di China pun mulai mengubah kebijakannya. Seperti platform pesaing TikTok, Kuaishou, dan perusahaan pesan antar makanan Meituan yang memangkas jam lembur wajib tiap akhir pekan.
Pemerintah China juga mengharuskan perusahaan memberikan waktu istirahat yang lebih banyak, terutama untuk pengemudi di sektor pesan antar makanan yang sering dipaksa mengantar makanan dengan tenggat waktu yang mepet tanpa memikirkan keselamatan mereka.
Meituan sudah menerapkan sistem istirahat baru bagi pengemudinya. Kota Xiamen di selatan China juga mengharuskan perusahaan memberikan waktu istirahat selama 20 menit tiap empat jam untuk pengemudi pesan antar. Tapi kebijakan ini malah diprotes oleh netizen China.
"Bukankah ini akan membatasi pendapatan mereka?" tanya netizen China di Weibo, yang merujuk pada pendapatan para pengemudi yang didapat dari tiap pesanan.
"Ini hanya akan menyebabkan lebih banyak masalah, bukankah mereka akan mengemudi dengan lebih ngebut untuk mengantarkan pesanan?" kata netizen lainnya.
(vmp/vmp)