Kurir e-commerce kerap menjadi sasaran amuk pembeli, terutama mereka yang tidak paham mekanisme sistem pembayaran cash on delivery (COD). Lazada Logistics mengklaim tak segan memblokir pembeli semacam itu.
Vice President Logistics Lazada Indonesia Michael Roosevelt menyebutkan bahwa kurir adalah ujung tombak perusahaan mereka. Karena itu pula Lazada Logistics menyebut merasa lebih tepat menyebut mereka sebagai frontliner.
"Dilihat dari tren belanja online sekarang itu banyak orang yang pakai COD (cash on delivery). Tapi kami mau melindungi frontliner kami. Semua frontliner kita diberikan pengenalan training in regular basis, kami bekali dan jelaskan proses-proses yang harus mereka ketahui seperti apa," ujarnya dalam wawancara virtual bersama beberapa media, Rabu (3/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskannya, setiap kurir Lazada Logistics tahu hak dan kewajiban mereka seperti apa. Jadi ketika ada pembeli yang marah-marah, mereka sudah tahu harus bertindak seperti apa.
"Setiap kali ada laporan atau issue dengan pembeli tertentu, itu sebenarnya dari kami bisa lock pembelinya, supaya mereka tidak bisa menggunakan pilihan COD lagi," kata Mike, sapaan akrabnya.
Tak hanya berupaya memberikan perlindungan, Lazada Logistics juga mengadakan banyak program untuk kesejahteraan dan pemberdayaan kurir mereka.
Program-program tersebut antara lain memberikan akses vaksinasi serta perlindungan asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan kepada mitra kurir, bekerja sama dengan berbagai mitra strategis untuk memberikan kemudahan dan fasilitas tambahan bagi, memberikan berbagai pelatihan, hingga kepemilikan kendaraan.
Saat ini, Lazada Logistics memiliki lebih dari 15.000 kurir yang siap mengantarkan paket pelanggan. Dalam sehari, mereka bisa mengirimkan 100-150 paket.
(rns/afr)