Selama pandemi ini industri game menjadi salah satu yang tumbuh drastis. Ini ditandai dengan belanja game yang mengalami kenaikan signifikan.
"Berdasarkan data dari Newzoo yang dirilis 2021, pendapatan game naik menjadi USD 175 miliar atau Rp 2.485,4 triliun. Kontribusi paling besar dari game mobile dan kawasan Asia Pacific," ungkap Adam Ardisasmita, CEO Arsanesia sekaligus Huawei Developer Group Organizer.
"Kondisi ini patutnya dimanfaatkan tidak hanya sebagai konsumen tapi juga kreator sehingga dapat mendapatkan penghasilan dari industri game," sambung Adam saat mengisi sesi di Huawei Developer Day ID 2021 yang berlangsung online, Jumat (10/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China menjadi negara paling tinggi dalam tingkat belanja game mobile. Adanya Huawei Mobile Services (HMS) dinilai Adam akan membantu developer game Indonesia menjangkau pasar Negeri Panda. Sebab layanan tersebut dapat menjawab tantangan yang dihadapi developer game saat ini, salah satunya visibility.
"Developer Indonesia sudah bikin game bagus-bagus, bagaimana caranya karya tersebut bisa terlihat dan mendapatkan spotlite. Dengan adanya HMS menambah visibility developer di Indonesia agar lebih banyak user," kata Adam.
Saat ini game engine yang banyak digunakan para developer, yakni Unity, sudah terintegrasi dengan HMS. Ini memudahkan developer migrasi game Android yang dibuat ke ekosistem Huawei sehingga dapat mengapai potensi yang lebih besar.
"Semoga saja tim Huawei membantu developer Indonesia untuk publish di China. Karena di sana tidak ada Google, dengan adanya HMS bisa membantu developer memperluas penetrasi gamenya hingga ke market China, ini akan opportunity yang sangat bagus," tutur Adam.
Tapi apakah developer perlu memigrasikan aplikasi Android ke HMS? Mengingat Harmony OS sendiri bisa menjalankan aplikasi Android.
"Kalo rule of thumb developer adalah semakin banyak platform semakin bagus. Ketika mereka membuat menggunakan Unity untuk mengelola gamenya di berbagai platform sangat mudah sekali," jawab Adam.
"Jadi kalau tidak melihat ini sebagai potensi, mereka (developer) akan ketinggalan. Karena mereka akan kekurangan visibility dan akses market. Jadi bagi saya sih harus sebanyak banyak platform yang bisa di-support," pungkasnya.
(afr/fay)