Pelajaran untuk para pejabat publik dari polemik baju dinas 'Louis Vuitton'. Jangan sembarangan membuat kebijakan, jika tidak siap banjir kritik di media sosial.
Polemik baju dinas 'Louis Vuitton' untuk anggota DPRD Kota Tangerang jadi buah mulut masyarakat sepanjang Selasa (10/8) kemarin. Bagaimana tidak, di tengah kondisi sulit saat pandemi, publik mendapatkan informasi soal anggaran pengadaan bahan pakaian dinas DPRD Kota Tangerang tersebut mencapai Rp 675 juta.
Tak hanya itu, terdapat anggaran belanja ongkos jahit pakaian Dewan hingga mencapai Rp 600 juta. Yang diduga bikin mahal adalah bahannya. Ada Louis Vuitton untuk pakaian dinas harian, Lanificio Di Calvino untuk pakaian sipil resmi, Theodore untuk pakaian sipil harian, dan Thomas Crown untuk pakaian sipil lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait hal itu, Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo sudah memberi klarifikasi. Dia menyebut pihak DPRD Kota Tangerang sebetulnya tidak pernah menunjuk atau menyebut merek saat pengadaan baju dinas tersebut.
Pihak Louis Vuitton juga angkat bicara. Eunika Santosa, Communication Manager Louis Vuitton Indonesia, membantah pihaknya pernah menyuplai bahan pakaian ataupun membuat seragam bagi DPRD Kota Tangerang.
Masyarakat bereaksi keras. Hujan kritik membanjiri lini masa Twitter. Louis Vuitton menjadi trending topic yang isinya ungkapan kemarahan masyarakat. Apalagi kemudian diketahui kalau alamat pemegang tender di Cirebon adalah fiktif, makin marahlah publik.
Alhasil, DPRD Kota Tangerang memutuskan membatalkan pengadaan baju dinas berbahan baju mewah merek Louis Vuitton hingga Thomas Crown yang mencapai harga Rp 675 juta. Keputusan itu diambil setelah mendapatkan aspirasi dan masukan dari masyarakat.
Pembatalan ini pun menjadi perhatian publik. Meski akhirnya batal, netizen Indonesia terpantau di lini masa Twitter tetap menyampaikan rasa kesal dan kecewa kepada para anggota dewan DPRD Kota Tangerang.
Netizen menyambut baik pembatalan ini. Harapannya, jangan sampai kejadian semacam ini terjadi lagi. Inilah ungkapan perasaan mereka di lini masa Twitter:
(fay/fyk)