Pekan lalu Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut Facebook dan media sosial lainnya telah membunuh orang-orang karena membiarkan penyebaran hoax seputar vaksin COVID-19. Biden kemudian memberikan klarifikasinya dan meminta Facebook untuk mengatasi penyebaran hoax di platform-nya.
Kepada wartawan di Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa kritiknya tersebut diarahkan kepada belasan orang yang menyebarkan banyak misinformasi di platform media sosial, dan bukan perusahaannya langsung.
"Facebook tidak membunuh orang-orang. 12 orang ini memberikan misinformasi di luar sana," kata Biden seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapapun yang mendengarkan akan celaka karenanya. Ini membunuh orang-orang. Ini informasi yang buruk," sambungnya.
12 orang yang dimaksud Biden adalah sosok berpengaruh yang menurut laporan Center for Countering Digital Hate sebagai pihak yang paling banyak menyebarkan misinformasi seputar vaksin di media sosial. Sosok-sosok tersebut antara lain Robert F. Kennedy Jr., Joseph Mercola, Sherri Tenpenny, Rizza Islam, dan lain-lain.
Di kesempatan yang sama, Biden berharap Facebook bisa berbuat lebih banyak untuk menghentikan penyebaran misinformasi.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki juga mencoba menjelaskan komentar Biden. "Kami tidak berperang atau bertempur dengan Facebook, kami bertempur dengan virus," kata Psaki.
Biden pertama kali mengkritik Facebook pada Jumat lalu saat diminta komentarnya tentang media sosial. "Mereka membunuh orang-orang...pandemi yang kita alami saat ini terjadi di orang yang belum divaksin, dan mereka membutuh orang-orang," kata Biden.
Facebook langsung membantah tudingan tersebut, dan mengatakan bahwa 85% pengguna sudah divaksin atau ingin divaksin. Perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu juga sudah merilis sejumlah kebijakan tentang klaim palsu soal COVID-19 dan memberikan informasi yang akurat.
"Target Presiden Biden adalah agar 70% orang Amerika sudah divaksin pada 4 Juli. Facebook bukanlah alasan target ini melenceng," kata VP of Integrity Facebook Guy Rosen dalam postingan blognya.
(vmp/afr)