Setelah kekalahan Inggris di final Euro 2020, tiga pemain kulit hitam yang gagal mengeksekusi penalti dihujani komentar bernada hinaan dan rasis di Twitter dan Instagram. Kedua platform media sosial itu langsung bergerak cepat menghapus komentar yang tidak pantas.
Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka menjadi target komentar rasis di media sosial setelah gagal mencetak gol di babak penalti, sehingga Italia menang dengan skor 3-2. Mereka menerima banyak komentar kasar, ada yang menyuruh mereka pergi dari Inggris, hingga emoji yang tidak pantas.
Juru bicara Twitter mengatakan tidak ada tempat di platform mereka bagi pengguna yang mengirimkan komentar rasis dan melecehkan kepada Rashford dkk. Sejak final Euro 2020 berakhir, Twitter mengaku telah menghapus lebih dari 1.000 cuitan dan mencekal beberapa akun karena melanggar aturan soal konten pelecehan dan kebencian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami secara proaktif terlibat dan terus berkolaborasi dengan mitra kami di seluruh komunitas sepakbola untuk mengidentifikasi cara untuk menangani isu ini secara bersama-sama dan akan terus menjalankan peran kami dalam membatasi perilaku yang tidak dapat diterima ini -- baik online maupun offline," kata juru bicara Twitter, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (13/7/2021).
Juru bicara Facebook mengatakan tidak memiliki angka spesifik untuk dibagi, tapi mereka mengatakan telah menghapus komentar dan akun yang mengirimkan hinaan kepada pemain Inggris dan akan terus menindak akun yang melanggar aturannya.
Pemain Inggris yang menerima komentar tidak pantas juga disarankan untuk mengaktifkan fitur 'hidden words' di Instagram yang bisa menyaring komentar yang melecehkan agar tidak masuk ke direct message.
Tidak hanya di Twitter dan Instagram, Vice melaporkan komentar yang lebih ekstrem, termasuk komentar yang mengancam pemain, juga ditemukan di channel kelompok supremasi kulit putih di Telegram.
Keterangan Twitter dan Instagram ini diberikan setelah persatuan sepakbola Inggris, Football Association, meminta media sosial agar lebih tegas dalam menangani masalah ini.
Apalagi perlakuan seperti ini sudah cukup sering terjadi sebelumnya, termasuk cemoohan yang diterima tim nasional Inggris yang berlutut sebelum pertandingan sebagai bentuk dukungannya terhadap gerakan Black Lives Matter.
"Perusahaan media sosial perlu berbuat lebih banyak lagi dan bertindak untuk melarang para pelaku penghinaan dari platform mereka, mengumpulkan bukti untuk hukum dan mendukung agar platform mereka bebas dari hal semacam ini," sebut FA.
(vmp/fyk)